Ketika Ajakan Nabi Muhammad Dibalas Tuduhan dan Ejekan
Kaum kafir Quraisy mendekreditkan Nabi Muhammad dengan tuduhan.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yunahar Ilyas
Sebagaimana dakwah seluruh nabi dan rasul terdahulu, Nabi Muhammad SAW mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah SWT semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
”Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu,“ (Q.S. An-Nahl 16: 36).
Nabi Muhammad SAW mengajak mereka untuk bebas dari segala penghambaan kecuali penghambaan terhadap Allah SWT. Islam datang untuk membebaskan umat manusia dari penyembahan sesama makhluk menuju penyembahan al-Khaliq semata (tahrir un-nas min ‘ibadati al-makhluq ila ibadati al-khaliq).
Tidak ada lagi penyembahan terhadap Hubal, Lata, Uza, Manat dan berhala-berhala lain kaum musyrikin Mekkah. Tidak ada lagi penyembahan api orang Majusi, penyembahan Matahari orang Mesir, tidak ada lagi penyembahan terhadap bintang-bintang, penyembahan terhadap Malaikat dan lain sebagainya.
Nabi terus menyerukan la ilaha illallah Muhammad Rasulullah. Beliau terus menyeru orang-orang Quraisy dan penduduk Makkah lainnya untuk berserah diri hanya kepada Allah SWT semata. Tiada sekutu bagi-Nya.
Nabi tidak menghiraukan permusuhan dari Abu Lahab, Abu Sufyan dan tokoh-tokoh Qurasy lainnya. Beliau jalan terus.
Setiap hari ada saja orang yang masuk Islam. Mereka melihat Muhammad tidak punya kepentingan dunia apa pun. Istrinya kaya raya, di samping itu Muhammad juga punya penghasilan sendiri.
Dia orang yang baik, jujur, penuh kasih sayang, sangat tasamuh atau berlapang dada. Dia tidak memperdulikan hartanya, tidak akan memperbanyaknya lagi, bahkan Muhammad membacakan ayat yang mencela sikap berlomba-lomba mengumpulkan kekayaan.
Allah SWT berfirman:
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ثُمَّ لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim. Kemudian sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu),“ (QS. At-Takatsur 102; 1-8).
Agar tidak semakin banyak yang terpengaruh dakwah Muhammad, maka tokoh-tokoh musyrikin Quraisy mulai mendekreditkan Nabi Muhammad dengan melemparkan tuduhan-tuduhan yang mereka yakini akan mematikan karakter Muhammad. Mereka bilang Muhammad penyair, dukun, tukang sihir dan puncaknya mereka katakan Muhammad sudah gila.
Ayat-ayat Al-Qur’an turun mematahkan itu semua. Allah SWT berfirman:
بَلۡ قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمِۢ بَلِ ٱفۡتَرَىٰهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٞ فَلۡيَأۡتِنَا بَِٔايَةٖ كَمَآ أُرۡسِلَ ٱلۡأَوَّلُونَ
“Bahkan mereka berkata (pula): “(Al Quran itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan Dia sendiri seorang penyair. Maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagai-mana Rasul-rasul yang telah lalu di-utus,” (Q.S. Al-Anbiya 21:5).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa kaum musyrikin menuduh bahwa Al-Qur’an itu hanyalah mimpi-mimpi kalut Muhammad dalam tidurnya. Mereka menuduh Al-Qur’an itu hasil karya Muhammad karena dia sendiri seorang penyair.
Kalau Muhammad ingin kami percaya, kata mereka, bahwa apa yang disampaikannya itu adalah bukti kenabiannya, maka dia harus mendatangkan mukjizat yang bersifat inderawi sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus.
Kali lain mereka menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang penyair gila. Allah SWT berfirman:
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۢ
“Dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (Q.S. ash-Shaffat 37: 36).
Tatkala Nabi mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala itu mereka mengejek Nabi dengan menyatakan apakah kami akan meninggalkan sembahan-sembahan kami itu lalu mengikuti kemauan penyair gila itu? Dalam kesempatan lain mereka mengharapkan kecelakaan akan menimpa Muhammad si penyair yang menurut mereka telah berani menghina kepercayaan nenek moyang mereka. Allah SWT berfirman:
قُلۡ تَرَبَّصُواْ فَإِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُتَرَبِّصِينَ
“Bahkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya”. (Q.S. At-Thur 52: 30)
Semua tuduhan itu mereka lontarkan denan nada mengejek dan merendahkan dengan maksud menghancurkan kepribadian Nabi Muhammad SAW sehingga tidak ada yang mau mendengarkan ajakannya. Allah SWT menegaskan bahwa Al-Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Allah SWT aberfirman:
وَمَا هُوَ بِقَوۡلِ شَاعِرٖۚ قَلِيلٗا مَّا تُؤۡمِنُونَ
“Dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. sedikit sekali kamu beriman kepadanya.” (Q.S. Al-Haqah 69:41)
Di samping menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang penyair yang mengarang Al-Qur’an mereka juga menuduhnya gila. Allah SWT berfirman:
وَقَالُواْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِي نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ لَمَجۡنُونٞ
“Mereka berkata: “Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.” (Q.S. Al-Hijr 15: 6)
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزۡلِقُونَكَ بِأَبۡصَٰرِهِمۡ لَمَّا سَمِعُواْ ٱلذِّكۡرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجۡنُونٞ
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”. (Q.S. Al-Qalam 68:51)
Allah SWT membantah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang gila. Allah SWT berfirman:
وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجۡنُونٖ
“Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.” (Q.S. at-Takwir 81:22)
Mereka juga menuduh Nabi Muhammad saw sebagai tukang tenung. Allah SWT juga membantahnya. Allah SWT berfirman:
أَمۡ يَقُولُونَ شَاعِرٞ نَّتَرَبَّصُ بِهِۦ رَيۡبَ ٱلۡمَنُونِ
“Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila,“ (Q.S. At-Thur 52: 29).
Semua tuduhan dan ejekan itu tidak berpengaruh sedikitpun kepada Nabi. Dan juga tidak menyebabkan orang-orang berkurang kepercayaannys kepada Nabi. Tidak ada yang mempercayai tuduhan itu, sebab dalam kehidupan nyata sehari-hari mereka tidak melihat ada tanda-tanda seorang penyair, dukun atau orang gila pada diri Nabi. Alhasil upaya mereka untuk membunuh karakter Nabi tidak berhasil, tetap ada orang-orang Makkah yang masuk Islam. Bahkan juga orang-orang yang datang dari luar Makkah.
Khawatir Nabi Muhammad SAW mempengaruhi orang-orang yang datang berziarah ke Makkah maka orang-orang kafir Quraisy berusaha mencegahnya dengan menyambut kedatangan para peziarah lalu mengingatkan mereka agar menghindari Nabi Muhammad SAW, jangan pernah mendengar ucapannya karena mempunyai kekuatan sihir kata-kata. Siapa yang mendengarnya akan segera terpengaruh.
Sumber: Majalah SM Edisi 21 Tahun 2018
https://www.suaramuhammadiyah.id/2021/01/20/nabi-muhammad-saw-11-tuduhan-dan-ejekan/