Tokoh Kristen Kecam Remaja yang Ingin Menyerang Masjid
Remaja yang ingin menyerang masjid dikecam tokoh Kristen.
REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Dewan Gereja Nasional (NCCS) dan para pemimpin Kristen Singapura menyatakan kesedihan, keterkejutan, sekaligus keprihatinan mereka menyusul pengungkapan kasus rencana penyerangan terhadap dua Masjid dan pembunuhan terhadap jamaah Muslim oleh seorang remaja lokal yang beragama Protestan. Dilansir The Straits Times pada Kamis (28/1), para pemimpin kristen Singapura mengecam dan tidak membenarkan tindakan remaja itu yang bukan merupakan representasi dari ajaran Kristen.
Diketahui remaja itu adalah seorang mahasiswa berusia 16 tahun. Ia pun kini menjadi orang yang termuda yang dijerat Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) terkait terorisme. Remaja itu berencana menyerang masjid dan muslim karena terinspirasi ideologi ekstremis sayap kanan.
NCCS pun mengapresiasi kinerja pihak berwenang atas tindakan cepat menggagalkan rencana remaja itu. Sebab menurut NCCS aksi yang direncanakan remaja itu dapat membuat luka serius bagi umat Islam.
"NCCS menghargai hubungan khusus yang dimilikinya dengan komunitas Muslim. Ia ingin meyakinkan teman-teman Muslim kami, bahwa tidak ada permusuhan antara komunitas kami, dan bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan kebencian dan kekerasan," kata NCCS dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh presiden NCCS Pendeta Keith Lai dan sekretaris jenderal Pendeta Ngoei Foong Nghian.
NCCS mengatakan bahwa mereka akan bertemu dengan pemimpin otoritas Islam tertinggi di Singapura Mufti Nazirudin Mohd Nasir dan para pemimpin Muslim lainnya Kamis (28/1). Pertemuan itu juga akan membahas masalah tersebut.
NCSS menolak ideologi yang mendorong orang untuk menghasut dan berbuat kekerasan terhadap orang lain terutama dari komunitas agama yang berbeda. "Kami percaya bahwa ini adalah insiden yang terisolasi, dan bahwa pemuda itu mengembangkan ideologi ekstremisnya sendiri daripada dari ajaran apa pun dari gerejanya atau gereja lain di Singapura."
NCCS meminta semua pemimpin gereja dan umat Kristiani harus waspada dan dengan hati-hati membina kaum muda di tengah-tengah mereka. Sementara itu Uskup Gordon Wong dari Gereja Metodis juga mengeluarkan pernyataannya.
"Sangat menyedihkan mengetahui bahwa itu adalah salah satu dari sesama warga Singapura, seorang putra yang tumbuh dalam komunitas yang aman dan harmonis seperti yang kami nikmati di Singapura. Melalui berita yang menyakitkan, kami diingatkan tentang betapa mudahnya kekuatan eksternal mempengaruhi kawanan kami," kata Wong
Wong juga mendorong umat Kristen, Muslim dan agama lain untuk hidup bersama dalam kasih sayang dan perhatian satu sama lain. Sementara Gereja Katolik Singapura mengungkapkan keyakinannya yang kuat bahwa Islam adalah agama damai.
"Kekerasan tidak memiliki tempat dalam masyarakat, apalagi salah memahami kesyahidan dengan mengambil nyawa orang lain. Kita harus menghargai kebaikan dalam setiap agama. Tidak ada perdamaian yang bisa keluar dari kebencian dan kefanatikan," pernyataan Gereja Katolik Singapura.
Sementara itu juru bicara dari Heart of God Church di Eunos menegaskan bahwa tindakan remaja itu bukanlah cerminan nilai-nilai Kristiani.
"Kami telah menjangkau masjid-masjid di komunitas kami. Kami mengatakan kepada mereka, sebagai orang Kristen, kami tidak memaafkan kekerasan dan ideologi ekstremis seperti itu," kata juru bicara itu. Ia juga menambahkan gereja akan terus fokus untuk mendorong dan menciptakan peluang bagi kaum muda untuk bekerja sama dengan organisasi keagamaan lainnya.
Sumber: