Tingkat Keterisian RS Rujukan Covid Jatim Menurun

PPKM yang telah berjalan dianggap bantu turunkan keterisian RS di Jatim.

Didik Suhartono/ANTARA
Warga bersepeda di Jalan Tunjungan yang ditutup, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/1/2021). Polrestabes Surabaya memberlakukan penutupan Jalan Tunjungan dan Raya Darmo pada tanggal 22 dan 23 Januari 2021 di jam tertentu untuk menciptakan Kawasan Tertib Jaga Jarak Fisik (physical distancing) di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19.
Rep: Dadang Kurnia Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al Farabi, mengungkapkan, tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Timur mengalami penurunan setelah diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). BOR RS Covid-19 Jatim yang semula mencapai 80 persen, menurun menjadi 62 persen.

"Mudah-mudahan bisa konsisten. Target aman berada di angka 60 persen," kata Jibril dikonfirmasi Jumat (29/1).

Jibril optimistis dengan diperpanjangnya PPKM bisa semakin menekan penularan Covid-19 di Jatim. Meskipun diakuinya penambahan kasus Covid-19 harian di Jatim masih fluktuatif. Jibril memgatakan, kebanyakan pasien Covid-19 baru di Jatim berstatus orang tanpa gejala atau OTG.

"Kalau melihat dari situasinya Covid-19 masih fluktuatif. Kebanyakan kasus baru Covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG), hasil tracing," kata Jibril.

Berdasarkan data di peta sebaran Covid-19 yang dikeluarkan Gugus Tugas Jatim, di wilayah setempat saat ini masih ada tujuh daerah yang berstatus zona merah Covid-19, atau tingkat penyebaran tinggi. Yakni Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Nganjuk, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi. Sementara 31 daerah sisanya bersatatus zona oranye.


Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler