Tuding Status WhatsApp Scammer, Netizen Malaysia Minta Maaf

WhatsApp (WA) baru saja menggelar fitur baru berupa Status WhatsApp.

Tuding Status WhatsApp Scammer, Netizen Malaysia Minta Maaf (Foto: Rawpixel)
Rep: wartaekonomi.co.id Red: wartaekonomi.co.id

WhatsApp baru saja menggelar "fitur" baru di aplikasi pesannya-Status WhatsApp. Bertujuan menyebar informasi dari perusahaan sekaligus menegaskan komitmen menjaga data penggunanya, di media sosial, Status WhatsApp justru diduga bisa meretas akun bank milik pengguna yang tersimpan di smartphone.


Tudingan ini pun viral. Kabarnya, Status WhatsApp adalah jebakan yang dibuat oleh scammer untuk mengambil alih rekening bank pengguna.

Baca Juga: Jutaan Pengguna Setop Pakai WhatsApp, Karena ....

Merujuk sebuah tangkapan layar unggahan Facebook, ada klaim status unggahan WhatsApp merupakan jebakan scammer untuk mengambil alih rekening bank pengguna. Informasi itu pun tersebar luas, asalnya dari unggahan seorang warga Malaysia di media sosial Facebook.

Namun belakangan, pemilik unggahan menarik tudingannya dan menghapus posting-annya. Alasannya, sudah mendapat penjelasan bahwa status yang diunggah oleh WhatsApp tidak berbahaya. Netizen Malaysia itu pun minta maaf lantaran sudah menimbulkan kegaduhan.

Dia menjelaskan, unggahan itu sekadar menyebarkan kesadaran mengenai praktik scam di WhatsApp. Walaupun pada akhirnya isinya salah besar.

Sementara itu, outlet media setempat, The Star, mengungkapkan, sebelum dihapus, unggahan Facebook tersebut sudah dibagikan sebanyak 50.000 kali semenjak pertama dibuat. Dia pun meminta maaf karena membuat kegaduhan, sedangkan alasannya membuat unggahan tersebut untuk berjaga-jaga dari perbuatan scammer. Netizen Malaysia pun ramai-ramai "mengeroyoknya".

Diberitakan sebelumnya, WhatsApp mengunggah 'Status' yang dapat dilihat di perangkat seluruh pengguna. Ada empat status perdana yang diluncurkan WhatsApp, yaitu "WhatsApp sekarang membagikan informasi di status Anda. Di sini Anda dapat mengetahui informasi dan fitur baru", "Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda", "WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan itu terenktipsi secara end-to-end", dan "Nantikan informasi terbaru lainnya dari kami,".

Lihat Artikel Asli
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Berita Terpopuler