NTP Januari 2021 Naik Tipis, Ini Kata Mentan Syahrul

Kementerian Pertanian harus fokus pada perbaikan taraf hidup petani.

Antara/Arnas Padda
Petani memupuk sawahnya di area persawahan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/1/2021). Kementerian Pertanian menetapkan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2021 sebesar sembilan juta ton serta 1,5 juta liter pupuk organik cair untuk memenuhi kebutuhan petani.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nilai tukar petani (NTP) serta nilai tukar usaha pertanian mengalamai kenaikan tipis pada Januari 2021. Kementerian Pertanian (Kementan) menilai, itu mencerminkan capaian peningkatan daya beli dan usaha petani.


Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP nasional Januari 2021 sebesar 103,26 atau naik 0,01 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,45 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,44 persen.

Selain NTP, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Januari 2021 sebesar 104,01 atau naik 0,01 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan daya beli petani tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa fokus program Kementerian Pertanian harus pada perbaikan taraf hidup petani. Program difokuskan pada peningkatan produksi yang berbasis pertanian maju, mandiri, dan modern serta diikuti kualitas pangan berdaya saing ekspor.

"Fungsi Kementan adalah bagian-bagian energi bagi semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman dan terkendali, terutama saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Ke depan target kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai agenda yang paling utama," kata Syahrul dalam Siaran Pers, Senin (1/2).

Ia menjelaskan, program kerja utama Kementan 2021 menyasar pada peningkatan ketahanan pangan dan nilai tambah ekspor yakni dengan meningkatkan produktivitas pertanian dimana daerah yang mengalami defisit akan diberi perhatian yang lebih yang solusif. Langkah ini dinilai dapat memberikan peningkatan pada kesejahteraan petani.

“Tugas kita yang bergerak di sektor pertanian ini tidak kecil. Mau seperti apapun kondisi pandemi saat ini, kita harus terus memastikan kebutuhan pangan 273 jiwa warga Indonesia. Sekarang ini kita harus bisa memaksimalkan potensi produk kita untuk ekspor. Lihat data kabupaten, mana saja yang membutuhkan bantuan. Kita harus bantu fasilitasi,” katanya menambahkan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan kenaikan NTP dan NTUP merupakan hasil kerja keras para petani di seluruh Indonesia, serta adanya dukungan dari pemerintah daerah dan semua pelaku usaha sektor pertanian.“Ini adalah capaian yang membanggakan sekaligus modal awal untuk mengawali kinerja sektor pertanian. Capaian ini juga tak lepas dari kerja keras para petani sebagai ujung tombak pertanian Indonesia,” kata Kuntoro.

Lebih lanjut Kuntoro mengatakan, hingga saat ini Kementan terus menjalankan berbagai program dan terus mengawal para petani di lapangan. Upaya ini dilakukan dalam mengurangi kesenjangan antara harga di tingkat petani dan konsumen.

“Upaya pemerintah dalam pengendalian harga di tingkat petani maupun tingkat konsumen ini berdampak pada peningkatan daya beli petani. Di satu sisi, petani untung karna produk yang mereka hasilkan dibeli dengan harga tinggi. Di sisi lain, mereka pun bisa membeli kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler