Max Sopacua: AHY Harus Buktikan Tuduhannya

Max Sopacua membantah dirinya ikut pertemuan dengan Moeldoko.

Republika TV/Surya Dinata
Mantan anggota majelis tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua (Kiri)
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Mantan wakil ketua umum Partai Demokrat Maz Sopacua meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus bisa membuktikan tuduhannya terkait nama-nama yang ingin melakukan pengambilalihan kepemimpinan. Menurutnya, tuduhan terhadap siapapun yang ingin melakukan manuver politik untuk mendesak Kongres Luar Biasa (KLB) harus bisa dibuktikan.

Terlebih, Max diduga sebagai salah satu pihak yang dituduh ingin menggulingkan kepemimpinan AHY. Nama Max muncul dalam pernyataan politikus senior Partai Demokrat Syarief Hasan terkait kudeta kepemimpinan. “Buktinya mana. Dia bisa membuktikan tidak bahwa saya bergabung dengan Moeldoko,” tegas Max kepada Republika.co.id, Selasa (2/2).

Max sendiri mengaku terkejut dengan pernyataan AHY soal upaya kudeta melalui KLB. Terlebih, AHY sebagai ketua umum partai menindaklanjuti hal tersebut dengan bersurat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Gila bener itu. Saya juga kaget gak ngerti apa-apa. Baru selesai shalat, tiba-tiba dapat pesan berita itu,’’ ujar dia.

Ia menambahkan, pernyataan AHY yang menyoal ciri-ciri pihak yang ingin mengkudeta tidak masuk akal. Selain itu, siapapun yang memunculkan namanya dalam pusaran intrik Demokrat ini hanya mencoba menerka. 'Untuk mengklarifikasi itu seharusnya pakai cara yang tepat,” ujar Max.

AHY memang menuding salah satu orang dalam lingkaran kekuasaan Presiden Jokowi sebagai salah satu aktor yang ingin mengambilalih kepemimpinan Demokrat. Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko langsung mengakui dirinya memang bertemu dengan para pihak yang mengaku khawatir dengan kondisi partai berlambang bintang mercy itu. Pertemuan diduga dilakukan di salah satu hotel di kawasan Rasuna Said pada 27 Januari 2021 lalu.

Namun, Max membantah ikut dalam pertemuan antara Moeldoko dengan sejumlah pihak yang diduga kader dan mantan kader Demokrat tersebut. "Mereka (Demokrat) jangan asal nebak. Saya kesal jadinya. Sebenarnya saya sudah tidak ingin berpolitik karena arogansi orang-orang,” tegas dia.

Sebelumnya, AHY juga menyebutkan sejumlah ciri pelaku manuver politik untuk mendesak KLB di Partai Demokrat. Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebut. gerakan yang ingin mengkudeta Demokrat diinisiasi lima orang. Lima orang tersebut terdiri dari satu orang kader aktif Demokrat. Satu kader yang tidak aktif selama enam tahun belakang.

Seorang mantan kader yang diberhentikan sejak sembilan tahun lalu karena kasus korupsi. Satu lainnya merupakan mantan kader yang keluar dari partai tiga tahun lalu. "Sedangkan satunya adalah non kader partai dan seorang pejabat tinggi pemerintahan. Sedang kami mintakan konfirmasi kepada Presiden Joko Widodo," ujar AHY.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
 
Berita Terpopuler