Pesawat Sriwijaya yang Jatuh Sempat Menghindari Cuaca Buruk

Pesawat sempat meminta arah 075 untuk menghindari cuaca buruk.

Prayogi/Republika.
Rekan kerja menaburkan bunga ke atas makam Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Kapten Afwan usai dimakamkan di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/1). Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi Pilot Sriwijaya Air SJ 182 yakni Kapten Afwan, Selain itu tim DVI juga mengidentifikasi dua korban lainnya atas nama Suyanto dan Riyanto. Dengan demikian, sudah ada 58 jenazah dari total 62 korban yang berhasil diketahui identitasnya.Prayogi/Republika.
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini masih melakukan investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontioanak yang jatuh pada 9 Januari 2021. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, dari data yang sudah dikumpulkan saat ini, pesawat tersebut sempat menghadapi cuaca buruk.

Baca Juga


"Dia lepas landas pada pukul 14.36 WIB, setelah itu sempat meminta arah 075 kepada menara pengawas karena menghindari cuaca," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2).

Soerjanto menjelaskan, saat pesawat tersebut terbang, sebelumnya terdapat pesawat Air Asia dengan tujuan atau rute yang sama Jakarta-Pontianak. Sementara, setelah pesawat Sriwijaya Air lepas landas, terdapat satu pesawat dengan rute yang sama juga.

"Namun, kedua pesawat yang di depan dan di belakangnya (Sriwijaya Air PK-CLC) ini tidak ada masalah," ujar Soerjanto.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pesawat tersebut lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dengan tujuan Pontianak. Setelah lepas landas, Budi mengatakan, pesawat tersebut masih berkomunikasi dengan pemandu lalu lintas di Bandara Soekarno-hatta.

"Penerbangan berjalan normal sampai menjelang pukul 14.10 WIB hilang kontak dan tidak memberikan respons kepada pemandu penerbangan," jelas Budi.

Setelah hilang kontak terjadi, Budi memastikan, koordinasi dilakukan dengan Basarnas untuk pencarian pertolongan. Selanjutnya, pesawat ditemukan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler