Ajudan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar

Ajudan Aung San Suu Kyi ditangkap setelah kudeta militer Myanmar

AP/Markus Schreiber
Dalam file foto 15 Juni 2012 ini, pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi memberi pengarahan kepada media setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg di wisma tamu pemerintah Norwegia di Oslo. Militer Myanmar telah mengambil kendali negara itu dalam keadaan darurat satu tahun dan laporan mengatakan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan para pemimpin pemerintah lainnya telah ditahan.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Ajudan senior lainnya di partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, Win Htein, pada Jumat (5/2) mengatakan kepada Reuters bahwa dia ditangkap pascakudeta pekan ini bahkan saat Dewan Keamanan PBB menyerukan pembebasan.

Baca Juga


Win Htein, 79 tahun, pendukung Suu Kyi sekaligus tahanan politik lama yang puluhan tahun berkampanye untuk menghentikan kekuasaan militer, melalui telepon mengatakan kepada Reuters bahwa dia dijemput oleh petugas polisi dengan mobil dari Yangon menuju ibu kota Naypyitaw.

Ajudan itu tidak menyebutkan tuduhan apa yang ia hadapi.

"Mereka gentlemen jadi saya bisa menerima telepon," katanya. "Kami terus-terusan diperlakukan buruk. Saya tidak pernah takut dengan mereka, sebab saya tidak melakukan kesalahan seumur hidup saya."

Baca juga : Kritik Ikhsan Abdullah Soal SKB 3 Menteri tentang Seragam

 

Pemimpin terpilih Suu Kyi ditangkap sejak Senin (1/2), ketika dijatuhkan oleh militer atas nama penyimpangan dalam pemilu November lalu. Suu Kyi menghadapi tuduhan telah mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal, seperti yang ditunjukkan dokumen kepolisian.

Dewan Keamanan PBB pada Kamis (4/2) menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tahanan lainnya dan menyatakan prihatin dengan situasi di Myanmar. Badan tersebut menghentikan sesaat kecaman kudeta, yang menghentikan transisi panjang menuju demokrasi.

Sekitar 147 orang ditangkap sejak kudeta, termasuk para pegiat, anggota dewan dan pejabat dari pemerintahaan Suu Kyi, seperti diungkap Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) Myanmar pada Kamis (4/2).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler