Warga China Beri Penghormatan Terhadap Li Wenliang

Li telah mencoba memperingatkan sesama petugas medis mengenai Covid-19.

EPA
Warga Hong Kong berduka atas meninggalnya dr Li Wenliang, 7 Februari.
Rep: Puti Almas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Penghormatan terhadap seorang dokter di Wuhan, China, bernama Li Wenliang yang dianggap berjasa telah meningkatkan kewaspadaan orang-orang di seluruh dunia tentang wabah virus corona jenis baru (Covid-19) diberikan. Penghargaan diberikan satu tahun setelah ia meninggal akibat penyakit yang masih menjadi pandemi dunia saat ini. 

Baca Juga


Ribuan orang memberikan penghormatan kepada Li, menjelang peringatan pertama kematiannya pada Ahad (7/2). Ia meninggal terinfeksi virus corona jenis baru, setelah tertular saat merawat pasien di Wuhan, kota pertama di mana Covid-19 ditemukan. 

Li telah mencoba memperingatkan sesama petugas medis mengenai Covid-19, yang pada awalnya tampak seperti SARS atau sindrom pernapasan akut parah. Namun, ia saat itu diminta oleh polisi untuk barhenti memberi komentar palsu, hingga kemudian diselidiki atas dugaan menyebarkan rumor palsu. 

Li adalah seorang dokter mata di sebuah rumah sakit di Wuhan. Meninggalnya Li telah memicu gelombang kesedihan dan kemarahan publik yang jarang terjadi atas penanganan Pemerintah China terhadap wabah Covid-19. 

Saat wabah Covid-19 menyebar dengan cepat di seluruh Wuhan hingga wilayah-wilayah lain di sekitarnya, Pemerintah China dituduh meremehkan tingkat keparahan virus dan menyembunyikan penyebarannya. Saat kemarahan publik mencapai puncaknya, Li dibebaskan dan dihormati. 

Dalam peringatan pertama meninggalnya Li, ratusan ribu pesan telah diberikan orang-orang. Warga di Wuhan memberi penghormatan dengan mengungkapkan berbagai kata-kata menyentuh. 

“Li, sejarah dan orang-orang tidak akan pernah melupakanmu,” ujar seorang warga yang menulis di kolom komentar unggahan terakhir Li di media sosial. 

Warga lainnya bernama Li Pan mengatakan bahwa Li adalah orang pertama yang memberitahukan tentang virus corona jenis baru. Ia menilai saat itu Li sangat yakin bahwa dampak dari wabah ini akan sangat besar dan itu terbukti sekarang. 

“Ia orang pertama yang memberitahu kami tentang virus itu dan menganggap dampaknya sangat besar. Tapi ia tetap memperingatkan, itu benar-benar berani,” jelas Pan.

Sejak awal 2020 hingga saat ini, lebih dari 105 juta orang di seluruh dunia dikonfrimasi Covid-19, dengan 2,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini. Kebebasan berbicara dibatasi di Cina, di mana pemerintah negara itu telah mempromosikan narasi resmi yang bertumpu pada penanganan wabah Covid-19 yang berhasil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler