Perusahaan AS Banyak Beralih Bangun Pabrik Masker

Pandemi membuat banyak perusahaan di AS beralih membangun pabrik masker.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pandemi membuat banyak perusahaan di AS beralih membangun pabrik masker (Foto: ilustrasi)
Rep: Kiki Sakinah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Pandemi telah mengubah situasi perekonomian, terutama perusahaan yang tidak sedikit kemudian membangun pabrik masker baru. Sebelum Covid-19 melanda, AS mengimpor banyak peralatan perlindungan pribadi yang dibutuhkan oleh penyedia layanan kesehatan, terutama dari Asia.

Beberapa perusahaan AS berputar dalam krisis, seperti perusahaan minuman keras yang memproduksi pembersih tangan dan perusahaan plastik yang membuat pelindung wajah. Tetapi satu item yang masih terbatas pasokannya adalah masker wajah N95, yang memberikan filtrasi tingkat tinggi terhadap kontaminan udara dan diatur secara ketat oleh Pemerintah AS.

Memanfaatkan peluang tersebut, Dan Izhaky, presiden United Safety Technology Inc, mempertaruhkan 4 juta dolar AS agar perusahaan rintisannya membuka pabrik masker N95 baru yang mungkin siap dalam beberapa pekan. Ia berharap pandemi akan membuat orang Amerika bersedia mengeluarkan uang untuk masker wajah berkualitas tinggi dari pabrik barunya yang dibangun di pinggiran Los Angeles.

Sementara pabrik masih dilengkapi mesin, tujuan Izhaky ialah membuat satu juta masker sehari tatkala sudah beroperasi nanti. Ia mengatakan, jika mereka segera mendapat persetujuan dari regulator, pabrik tersebut dapat mengirimkan jumlah tersebut pada akhir kuartal kedua.

Namun, membangun pabrik masker baru selama pandemi ini bukan tanpa resiko. Izhaky menghadapi pertanyaan besar soal apa yang terjadi setelah pandemi.

"Pertanyaan besar yang kami hadapi adalah apa yang terjadi setelah pandemi. Ketika Anda memiliki administrator rumah sakit atau siapa pun yang bertanggung jawab untuk membeli dan melirik masker buatan AS yang harganya lebih mahal," kata Izhaky, dilansir di Reuters, Ahad (7/2).

Baca Juga


Harga dari banyak jenis peralatan pelindung tetap meningkat karena kekurangan, tetapi setelah pasar normal kembali, Izhaky memperkirakan harga maskernya sekitar 30 persen lebih mahal daripada masker Cina, atau masing-masing sekitar 1,15 dolar.

Izhaky berharap, namun tidak yakin, pandemi akan membuat orang Amerika lebih bersedia membayar premi, atau agar kebijakan pemerintah AS akan mengamanatkan lebih banyak sumber domestik yang akan menguntungkan usahanya. Tindakan pemerintahan Presiden Joe Biden yang akan datang, termasuk perintah eksekutif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi berbagai macam barang di pabrik dalam negeri melalui program Beli Amerika, telah membuatnya lebih optimis.

Produsen dalam negeri lainnya kemungkinan akan menghadapi tantangan yang sama, termasuk raksasa industri yang akan bersaing dengan Izhaky. Misalnya 3M Co yang telah melipatgandakan produksi domestik masker N95 sejak dimulainya pandemi, dan memperluas pabrik di South Dakota serta mempekerjakan 300 pekerja dan sekarang menghasilkan hampir 100 juta masker sebulan di AS.

Selanjutnya, Honeywell International Inc telah membuka beberapa lokasi baru di daerah Phoenix untuk membuat masker N95. Juru bicara Honeywell, Eric Krantz, mengatakan perusahaannya telah mengubah sebagian besar pabrik di Rhode Island yang juga membuat kacamata pengaman. Krantz mengatakan, Honeywell tidak memandang ekspansi itu sebagai risiko.

"Kami yakin akan terus ada permintaan untuk produk pelindung pernapasan berkualitas tinggi. Kami telah melakukan investasi strategis dan cerdas dalam memperluas produksi N95 kami," katanya dalam sebuah email.

Namun begitu, banyak produsen kecil yang tidak begitu yakin. CEO AmeriShield, Vitali Servutas, misalnya, yang membangun pabrik yang membuat masker bedah sekali pakai, bukan masker N95, di Virginia tahun lalu dalam menanggapi krisis.

"China mensubsidi masker wajah mereka, sehingga setiap produsen menghadapi sebuah tantangan dalam bersaing dengan China setelah pandemi," ujar Servutas.

David Sanford, brigadir jenderal yang mengarahkan kelompok penasihat rantai pasokan di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan yang menangani tanggapan Covid-19, telah membantu Izhaky dan produsen lain bekerja melalui proses mendapatkan sertifikasi dan terhubung ke distributor domestik barang medis. Dia mengatakan, pabrik baru Izhaky adalah jenis proyek yang perlu didorong oleh AS.

"Tetapi selalu ada risiko," kata Sanford.

Dia menambahkan, ada cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendukung bisnis seperti ini, selain memberikan kontrak langsung kepada pemerintah untuk membeli barang dengan harga lebih tinggi. Persyaratan untuk membeli peralatan pelindung buatan AS dapat dimasukkan ke dalam penggantian biaya Medicare dan Medicaid, misalnya.

Membuat masker dinilai tidak sulit. Prosesnya sangat otomatis dan tidak membutuhkan ruang bersih yang mahal. Namun, mendapatkan pasokan material yang dapat diandalkan, terutama lapisan khusus material filtrasi yang membuatnya efektif, merupakan sebuah tantangan.

"Anda dapat membeli mesin masker wajah dengan harga beberapa ratus ribu dolar dan memulainya dalam 90 hari. Itu terjadi di seluruh dunia," kata Sara Greenstein, CEO Lydall Inc, produsen material AS yang telah sepakat untuk memasok operasi Izhaky.

Lydall dibantu oleh dana federal yang disediakan di awal krisis. Perusahaan ini memiliki kapasitas hampir tiga kali lipat di satu pabrik AS yang mampu membuat bahan tersebut. Dengan persaingan bahan China yang diperkirakan akan terus dijual dengan harga yang jauh lebih rendah setelah pandemi, Greenstein memiliki keyakinan tinggi akan ada program yang dipimpin pemerintah di Amerika Serikat dan Eropa untuk membeli produk yang dibuat di sana guna membantu menjaga rantai pasokan tersebut stabil dan kompetitif.

Di pabrik United Safety Technology di La Verne, para insinyur sibuk menyempurnakan mesin pertama yang pada akhirnya akan menghasilkan masker berbentuk cangkir. Edward Zheng, mitra Izhaky dalam usaha tersebut, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah mendapatkan semua bahan di dalam negeri, dengan pengecualian utama, yakni mesin yang membuat masker di pabrik itu diimpor dari China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler