Perseteruan Panas Juventus Vs Inter dan Conte Vs Agnelli

Perseteruan Conte dan Agnelli menambah panas persaingan Juventus dan Inter.

EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO
Para pemain Juventus merayakan keberhasilan melangah ke final Coppa Italia setelah menyingkirkan Inter Milan di semifinal. Juventus bermain imbang 0-0 dengan Inter pada leg kedua, tapi lolos berkat kemenangan 2-1 di leg pertama.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  TURIN -- Perseteruan antara Presiden Juventus, Andrea Agnelli, dan pelatih Inter Milan, Antonio Conte, ternyata bukan satu-satunya kontroversi yang terjadi saat I Bianconeri menerima lawatan I Nerazzurri pada leg kedua babak semifinal Coppa Italia, Rabu (10/2) dini hari WIB.

Baca Juga


Adu mulut, yang berujung pada ancaman, juga terjadi antara Direktur Olahraga Juventus, Fabio Paratici, dengan Direktur Teknik Inter Milan, Gabrielle Orialli. Menurut Gazzetta dello Sports, berdasarkan sumber dari Inter Milan, insiden pertikaian adu mulut antara Paratici dan Oriali itu terjadi saat dua petinggi di jajaran direksi masing-masing klub itu bertemu di lorong masuk ke dalam ruang ganti pada jeda pergantian babak.

Pada saat itu, Oriali dikabarkan meminta kepada pemain dan oficial Juventus untuk tidak berbicara kepada para pemain Inter Milan. Namun, Paratici langsung merespon permintaan Orialli itu dengan mengeluarkan nada ancaman.

'''Sebaiknya, kamu yang mundur dan menjauh dari kami, atau tidak saya akan memukulimu,' kata Paratici pada saat itu,'' tulis laporan Gazetta dello Sports seperti dilansir Football Italia, Kamis (11/2).

 

Kendati begitu, dalam laporan yang sama, Gazzetta dello Sports juga melansir pernyataan dari Juventus. I Bianconeri membantah adanya adu mulut dan perseteruan antara Paratici dan Oriali tersebut. Dengan begitu, tidak ada ancaman yang dilontarkan Paratici kepada Oriali.

Tidak hanya itu, sumber Gazzetta dello Sports di Juventus juga membantah klaim dari Inter Milan, yang menyebut jajaran direksi Si Nyonya Tua sempat meledek dan menghina Conte pada jeda pertandingan.

Perilaku jajaran direksi Juventus itu kemudian memicu Conte untuk menunjukan jari tengah sebagai bentuk penghinaan kepada jajaran direksi Juventus saat masuk ke dalam ruang ganti pada jeda pergantian babak.

Selain itu, sumber tersebut juga menilai, tensi tinggi yang terjadi di sepanjang laga bertajuk Derby d'Italia itu justru disebabkan oleh sikap berlebihan Conte selama mendampingi timnya di pinggir lapangan.

 

''Paratici tidak terlibat insiden apapun dengan siapapun di lorong menuju ruang ganti pada jeda antar babak di pertandingan tersebut. Tensi tinggi di laga itu sebenarnya dipicu oleh protes dan sikap berlebihan selama pertandingan,'' tulis laporan Gazetta dello Sports seperti dilansir Football Italia.

Laga yang digelar di Stadion Allianz Turin itu berakhir imbang, tanpa gol. Kendati begitu, hasil ini sudah cukup membawa I Bianconeri melenggang ke final Coppa Italia dan menyingkirkan La Beneamata. Juventus berhak melaju ke final Coppa Italia dengan keunggulan agregat, 2-1, atas Inter Milan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler