Bukan Planet 9, Inilah Objek Terjauh di Tata Surya

Keberadaan objek terjauh ini mungkin tak bisa membantu ilmuwan mencari planet 9.

Antara/Sigid Kurniawan
Pelajar melihat mural tentang tata surya di kawasan Pademangan Timur, Jakarta Utara, Senin (11/11/2019).
Rep: Mabruroh Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuan kini resmi memberikan nama pada objek tata Surya terjauh. Objek terjauh itu bukanlah planet Nine atau planet kesembilan yang saat ini masih diburu oleh para ilmuwa.

Farfarout merupakan benda luar angkasa terjauh yang ditemukan pada 2018 lalu. Objek itu kini diberi nama AG37 2018.

Baca Juga



Dilansir dari Space pada Jumat (12/2), Farfarout pertama kali ditemukan oleh Scott Sheppard, ilmuwan tata surya di Carnegie Institution for Science. Farfarout diperkirakan berjarak 140 astronomical unit (AU) dari matahari, lebih jauh dari objek apapun yang pernah diamati.

Sebelumnya Pluto disebut-sebut sebagai planet kerdil terjauh dari sistem tata surya, memiliki jarak sekitar 39 AU. Sedangkan AG37 2018 atau Farfarout memiliki jarak sekitar 93 juta mil, atau 150 juta kilometer.

Kecerahan yang melekat pada Farfarout menunjukkan lebar dunia sekitar 250 mil (400 kilometer), hampir tidak cukup untuk memenuhi syarat sebagai planet kecil. Tetapi perkiraan ukuran mengasumsikan dunia sebagian besar terbuat dari es. Asumsi itu dapat berubah seiring dengan banyaknya pengamatan yang dilakukan.

Tim pendeteksi saat ini telah mengumpulkan data tambahan yang cukup untuk mengkonfirmasi keberadaan Farfarout dan memastikan orbitnya. Karena berada sangat jauh dari Matahari, AG37 2018 bergerak sangat lambat melintasi jalur orbitnya di tata surya.


Planetoid baru saja menerima penunjukkan resmi dari Minor Planet Center di Cambridge, Massachusetts, untuk mengidentifikasi, menandai, dan menghitung orbit untuk benda-benda kecil di tata surya. Penunjukan itu, diumumkan pada Rabu (10/2) dan dalam surat edaran elektronik Minor Planet Center tertulis 2018 AG37. Planetoid adalah sebutan untuk benda yang lebih kecil dari planet namun lebih besar dari meteorid.

"Sebuah orbit tunggal Farfarout mengelilingi matahari membutuhkan milenium atau seribu tahun," anggota tim penemuan David Tholen, astronom dari University of Hawaii.

"Karena periode orbit yang panjang ini, ia bergerak sangat lambat di langit, membutuhkan beberapa tahun pengamatan untuk menentukan lintasannya secara tepat," tambahnya.

Para astronom melihat Farfarout menggunakan teleskop Subaru 8 meter (26,2 kaki) di Maunakea di Hawai'i. Ilmuwan menelusuri orbitnya menggunakan teleskop Gemini North dan Magellan. Menurut Scott Sheppard, dengan menunggu pembaharuan pada teleskop, memungkinkan untuk bisa secara efisien menemukan objek yang sangat jauh seperti Farfarout.

Orbit Farfarout saat ini dikenal sangat elips, berayun di antara ekstrem 27 AU dan 175 SA, berkat pemahatan gravitasi oleh Neptunus. Farfarout kemungkinan besar terlempar ke luar tata surya karena terlalu dekat dengan Neptunus di masa lalu.

"Farfarout kemungkinan akan berinteraksi dengan Neptunus lagi di masa depan, karena orbitnya masih berpotongan," kata Chad Trujillo, astronom planet ekstrasurya di Northern Arizona University, kata dalam pernyataan dari NOIRLab National Science Foundation.

Karena Neptunus memainkan peran besar dalam kehidupan Farfarout, planetoid kemungkinan besar tidak dapat membantu para astronom dalam perburuan Planet Sembilan. Keberadaan Planet Sembilan telah disimpulkan dari dugaan pengaruh gravitasi pada benda-benda kecil yang sangat jauh dari matahari, yang orbitnya berkelompok dengan cara yang aneh dan menarik. Tapi dunia kecil yang dilihat para astronom sebagai remah roti dalam pencarian Planet Sembilan bebas dari pengaruh Neptunus, tidak seperti Farfarout.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler