Ilmuwan Temukan Genom Mammoth Berusia Jutaan Tahun
Mammoth tertua berusia sekitar 1,65 juta tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ilmuwan menemukan genom mammoth tertua. Gigi dari mammoth yang ditemukan terkubur di lapisan tanah beku (permafrost) di Siberia selama lebih dari satu juta tahun membuat urutan DNA tertua di dunia diketahui.
Studi yang menyoroti pencarian genetik di masa lalu menunjukkan wawasan penting tentang mamalia raksasa dari Zaman Es tersebut. Para peneliti mengatakan tiga spesimen gigi, di mana satu diantaranya berusia sekitar 800 ribu tahun dan dua lainnya lebih dari satu juta tahun. Genom ini melampaui DNA tertua yang diurutkan sebelumnya, yaitu seekor kuda yang berasal dari 560.000 hingga 780.000 tahun yang lalu.
“DNA ini sangat tua. Sampelnya seribu kali lebih tua dari sisa-sisa Viking, dan bahkan sebelum keberadaan manusia dan Neanderthal,” ujar Love Dalén, profesor genetika evolusioner di Center for Palaeogenetics di Ibu Kota Stockholm, Swedia, sekaligus penulis senior studi, dilansir The Guardian, Kamis (18/2).
Penemuan tentang Mammoth pada awalnya berasal dari Siberia pada 1970-an. Sejak itu mammoth telah disimpan di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Ibu Kota Moskow.
Peneliti pertama kali menentukan tanggal spesimen secara geologis, menggunakan perbandingan dengan spesies lain, seperti hewan pengerat kecil, yang dikenal unik untuk periode waktu tertentu dan ditemukan di lapisan sedimen yang sama. Ini menunjukkan bahwa dua mamalia adalah mammoth stepa próba yang berusia lebih dari satu juta tahun. Yang termuda dari ketiganya adalah salah satu mammoth berbulu paling awal yang pernah ditemukan.
“Tim peneliti juga mengekstraksi data genetik dari sampel kecil bubuk dari setiap gigi mammoth. Pada dasarnya seperti sejumput garam yang akan Anda taruh di piring makan Anda," jelas Dalén.
Saat materi telah terdegradasi menjadi fragmen yang sangat kecil, para ilmuwan mampu mengurutkan puluhan juta pasangan basa kimia yang membentuk untaian DNA dan melakukan perkiraan usia dari informasi genetik. Ini menunjukkan bahwa mammoth tertua, bernama Krestovka, bahkan lebih tua dari perkiraan, sekitar 1,65 juta tahun.
Sementara itu, yang kedua, Adycha, berusia sekitar 1,34 juta tahun. Yang termuda, Chukochya, berusia 870.000 tahun. Dalén mengatakan bahwa, mengenai mammoth tertua, proses penanggalan DNA dapat menunjukkan bahwa makhluk itu mungkin berusia sekitar 1,2 juta tahun, seperti yang ditunjukkan oleh bukti geologi. Namun, spesimen itu mungkin lebih tua dan telah mencair dari permafrost pada satu titik dan kemudian terjepit di lapisan sedimen yang lebih baru.
Tom van der Valk, dari Science for Life Laboratory, Uppsala University, Swedia, mengatakan bahwa fragmen DNA seperti teka-teki dengan jutaan keping kecil dibandingkan yang didapatkan dari DNA modern berkualitas tinggi.
Dengan menggunakan genom dari gajah Afrika, para peneliti mampu merekonstruksi bagian dari genom mammoth. Studi tersebut menemukan bahwa mammoth bernama Krestovka mewakili garis keturunan genetik yang sebelumnya tidak dikenal. Spesies ini diperkirakan para peneliti berbeda dari mammoth lain sekitar dua juta tahun yang lalu dan merupakan nenek moyang yang menjajah Amerika Utara.
Studi menelusuri garis keturunan dari mammoth stepa Adycha berusia jutaan tahun hingga Chukochya dan mammoth berbulu lainnya. Para peneliti juga menemukan varian gen yang terkait dengan kehidupan di Kutub Utara, seperti bulu, termoregulasi, timbunan lemak, dan toleransi dingin pada spesimen yang lebih tua, yang menunjukkan bahwa mammoth sudah memiliki bulu jauh sebelum mammoth berbulu diketahui.
Siberia telah melewati kondisi zaman es kering dan dingin serta periode basah dan hangat. Saat ini, perubahan iklim menyebabkan lapisan es mencair dan mengungkap lebih banyak spesimen.
Dalén mengatakan ada risiko bahwa di tengah curah hujan yang lebih tinggi, sisa-sisa ini dapat tersapu bersih. Selain itu, Dalén mengatakan teknologi baru memungkinkan pengurutan DNA yang lebih tua dari sisa-sisa yang ditemukan di permafrost, yang berasal dari 2,6 juta tahun yang lalu.
Para peneliti tertarik untuk melihat makhluk seperti nenek moyang rusa, musk ox, serigala dan lemming, untuk menjelaskan evolusi spesies modern. Studi tentang pencarian genetik di masa lalu ini diterbitkan di jurnal Nature.
“Genomik telah didorong ke dalam waktu yang lama oleh raksasa zaman es, mamalia kecil yang mengelilingi mereka mungkin akan segera bersenang-senang,” jelas Alfred Roca, seorang profesor di departemen ilmu hewan di Universitas Illinois, Amerika Serikat (AS).