Uni Eropa Hadapi Penundaan Suplai Vaksin AstraZeneca

AstraZeneca hanya dapat mengirim setengah dari kesepakatan pada kuartal dua 2021

AP/Valentina Petrova
Botol vaksin Oxford-AstraZeneca
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Uni Eropa harus kembali menghadapi penundaan dalam pengiriman vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari AstraZeneca. Sebelumnya, dilaporkan perusahaan itu telah memberitahu bahwa setengah dari dosis vaksin akan diberikan dan disuplai pada kuartal kedua tahun ini. 

Baca Juga


AstraZeneca mengatakan hanya dapat mengirim setengah dari vaksin Covid-19 yang pembeliannya telah disepakati untuk kuartal kedua. Perusahaan yang bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam mengembangkan vaksinasi ini sebelumnya juga mengalami kekurangan di quartal pertama. 

Dilansir DW, pengiriman vaksin Covid-19 untuk kuartal kedua diturunkan dari 180 juta menjadi 90 juta dosis. Itu terjadi beberapa pekan setelah AstraZeneca mengumumkan pemotongan drastis dalam jumlah vaksin yang akan disuplai ke blok tersebut pada kuartal pertama.

Kekurangan tersebut dapat menghambat rencana Uni Eropa untuk memenuhi tujuan dalam memvaksinasi setidaknya 70 persen orang dewasa di negara-negara anggota pada akhir musim panas atau Agustus mendatang. Seorang juru bicada AstraZeneca mengatakan bahwa revisi jadwal pengiriman dapat terus dilakukan dan konfirmand diberikan setiap pekan. 

“Kami bekerja sangat keras untuk meningkatkan rantai pasokan vaksin di Uni Eropa dan juga memanfaatkan rantai pasukan global. Kami berharap akan dapat membawa pengiriman lebih dekat dengan kesepakatan dalam kontrak pembelian,” ujar AstraZeneca dalam sebuah pernyataan. 

Baca juga : Max Sopacua Dorong Kongres Luar Biasa Partai Demokrat

 

Uni Eropa juga telah mengsalami hambaten dalam pengiriman vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh BioNtech-Pfizer dan Moderna. Itu adalah produk vaksin lain yang saat ini disetujui oleh regulator obat dari Uni Eropa.

Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca menerima otorisasi Uni Eropa pada akhir Januari lalu. Sementara, beberapa negara bagian dari blok ini menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Rusia dan China. 

Sebuah dokumen Kementerian Kesehatan Jerman dari 22 Februari dilaporkan menunjukkan bahwa AstraZeneca berharap dapat menutupi semua kekurangan pasokan pada akhir September. Dokumen itu disebut memperlihatkan bahwa Jerman mengharapkan untuk menerima 34 juta dosis pada kuartal ketiga, meningkatkan total menjadi 56 juta suntikan, yang selaras dengan bagian penuh dari 300 juta dosis yang ada dalam kesepakatan antara AstraZeneca untuk disuplai ke Uni Eropa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler