Inggris, Jerman, dan Prancis Desak Iran Kerja Sama IAEA
Tiga negara mendesak Teheran untuk menghentikan dan membalikkan semua tindakan yang mengurangi transparansi - Anadolu Agency
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman, Inggris, dan Prancis, juga dikenal sebagai E3, pada Selasa (23/2) mendesak Iran untuk membatalkan keputusannya menangguhkan implementasi Protokol Tambahan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) yang memberikan izin audit khusus kepada inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Kami mendesak Iran untuk menghentikan dan membalikkan semua tindakan yang mengurangi transparansi dan untuk memastikan kerja sama penuh dan tepat waktu dengan IAEA," kata negara-negara itu dalam sebuah pernyataan.
"Tujuan kami tetap untuk melestarikan JCPOA dan untuk mendukung upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk solusi yang dinegosiasikan yang memungkinkan kembalinya Iran dan AS untuk sepenuhnya mematuhi komitmen JCPOA mereka," ujar pernyataan itu.
JCPOA adalah Rencana Aksi Komprehensif Bersama, umumnya dikenal seperti kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani pada 2015 oleh Iran, Amerika Serikat, China, Rusia, Prancis, Inggris, Jerman, dan Uni Eropa. Negara-negara tersebut menekankan bahwa langkah Iran merupakan pelanggaran lain atas komitmen di bawah JCPOA terkait aktivitas nuklirnya.
Mereka menambahkan bahwa ini juga akan membatasi kemampuan IAEA untuk memantau dan memverifikasi program nuklir Iran dan kegiatan lain terkait nuklir.
“Kami memuji dan mendukung penuh Direktur Jenderal dan Sekretariat atas upaya berkelanjutan mereka untuk melaksanakan verifikasi dan pemantauan yang diperlukan atas komitmen nuklir Iran di bawah JCPOA dalam konteks saat ini, seperti yang disoroti oleh kunjungan Direktur Jenderal ke Teheran pada tanggal 20 dan 21 Februari," ungkap pernyataan bersama itu.