Ilmuwan Ungkap Misteri Lukisan Kuno di Mesir
Lukisan kuno menggambarkan spesies angsa yang sudah punah di Mesir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hampir lima ribu tahun lalu, lukisan ‘Mona Lisa’ angsa telah dibuat secara detail di makam seorang wazir (pejabat tertinggi yang melayani firaun, kemungkinan putra firaun) Mesir dan istrinya. Berdasarkan analisis dan studi terbaru, spesies angsa tersebut diketahui merupakan jenis yang telah punah.
Dikatakan, lukisan berusia 4.600 tahun yang dikenal sebagai ‘Meidum Angsa’ itu ditemukan pada awal abad ke-19 di makam Nefermaat di Meidum. Lokasi itu, merupakan situs arkeologi Mesir bagian bawah. Dalam penggambarannya, lukisan makhluk hidup itu, juga menampilkan orang-orang yang menjebak burung dalam jaring untuk persembahan bagi pemilik makam.
Penulis studi Anthony Romilio mengatakan, tidak ada yang menyadari bahwa spesies itu memang tidak dikenal di masa ini. Saat memeriksa lukisan tersebut, warna dan corak burung ia katakan sangat berbeda jauh dengan angsa modern.
"Lisensi artistik dapat menjelaskan perbedaan dengan angsa modern, tetapi karya seni dari situs ini memiliki gambaran yang sangat realistis tentang burung dan mamalia lain," katanya dikutip dari live science, Kamis (25/2).
Dalam studi tersebut, Romilio melakukan pengukuran terhadap tiga spesies angsa yang digambarkan, termasuk warna dan tanda tubuh yang digunakan untuk mengilustrasikannya. Dia menemukan bahwa satu spesies angsa dalam lukisan itu menyerupai angsa greylag modern (Anser anser) tetapi bisa juga menjadi angsa kacang (A. fabalis). Sedang yang kedua menyerupai gooe putih besar (A. albifrons).
Menurut dia, angsa-angsa misterius itu paling mirip dengan angsa dada merah (Branta ruficollis). Meskipun, ada beberapa perbedaan utama dalam pola warna pada tubuh dan wajahnya.
Masalahnya, Romilio menegaskan jika selama ini, tidak ada tulang dari angsa dada merah modern yang ditemukan di situs arkeologi Mesir mana pun. Namun, ia mengakui jika tulang milik burung tak dikenal yang mirip dengan burung dada merah, sempat ditemukan di Kreta.
"Representasi hewan purba ini membantu kami mengenali keanekaragaman hayati ribuan tahun lalu yang hidup berdampingan dengan manusia" kata Romilio.