Deteksi Kapal Selam Asing, Ini yang Dilakukan KRI GNR-332

KRI GNR mendeteksi adanya kapal selam asing di perairan Indonesia

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Helikopter EC 725 Caracal TNI AU terbang di atas KRI I Gusti Ngurah Rai-332
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai (GNR)-332 mendeteksi adanya kapal selam asing yang berada di perairan laut yurisdiksi nasional Indonesia. Setelah melakukan koordinasi, helikopter Panther HS 4211 dikerahkan dalam rangka membantu mencari dan menemukan keberadaan kapal selam asing tersebut.

KRI I GNR-332 yang dikomandani Kolonel Laut (P) S Bimo Aji sedang melaksanakan operasi dibawah kendali Guspurla Koarmada II saat mendeteksi adanya kapal selam asing itu. Menghadapi situasi tersebut perwira jaga KRI melaporkan kepada Bimo dan diteruskan kepada Komandan Satgas Laut (Dansatgasla) operasi gabungan pengamanan perbatasan.

Selaku Dansatgasla, Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo yang ikut dalam pelayaran kemudian memerintahkan kepada Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 untuk mengambil langkah taktis selanjutnya. Menindaklajuti situasi tersebut, Komandan KRI GNR-332 memberi perintah kepada pilot helikopter Panther HS 4211 untuk membantu.

Setelah itu, helikopter yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS) itu membantu mencari dan menemukan keberadaan kapal selam asing tersebut.

Dari pencarian itu, helikopter mendeteksi keberadaan kapal selam asing dan kemudian mengirimkan data ke KRI GNR-332 untuk dilaksanakan penghancuran kapal selam asing dengan menembakan torpedo.

Demikian skenario latihan peperangan AKS yang perankan oleh prajurit KRI GNR-332 dan Crew Heli Panther HS 4211 pada hari Kamis (25/02) lalu. Disela kegiatan Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo mengatakan, latihan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan tempur para prajurit.

“Latihan perang anti kapal selam ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan tempur pengawak KRI GNR-332 dan crew heli dalam simulasi pertempuran anti kapal selam,” jelas Eko dalam keterangan pers, Sabtu (27/2).

Sementara itu, ditempat terpisah Pangkoarmada II, Laksda TNI I NG Sudhihartawan menjelaskan, simulasi latihan unsur gelar KRI dan helikopter merupakan bentuk interoperabilty antarunsur. Untuk itu dibutuhkan kerja sama taktis yang meliputi komando, pengendalian dan komunikasi.

Selama kegiatan latihan, melaksanakan prosedur latihan secara cermat dan benar guna terwujudnya Zero Accident. Hal ini  juga dalam rangka melaksanakan kebijakan dan prioritas Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono bidang pembambangun SDM TNI AL yang unggul.



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler