Kuningan Kekurangan Dai Pembina Mualaf
Pembinaan agama terhadap mualaf sangat penting untuk menguatkan akidah mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Dai pembina mualaf di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat saat ini jumlahnya masih minim. Padahal, para mualaf membutuhkan pembinaan usai bersyahadat.
Ketua Program Mualaf Center Baznas (MCB) Kabupaten Kuningan, Suhro menyebutkan saat ini hanya memiliki dua dai pembina mualaf yang disebut dengan istilah ‘dai rawan akidah’. Kedua dai tersebut ditempatkan di Blok Cibunut, Desa Cirukem, Kecamatan Garawangi dan Desa/Kecamatan Subang.
Suhro menjelaskan, kedua dai itu bertugas membina para mualaf di kedua desa tersebut. Mereka pun diharuskan tinggal menetap agar lebih optimal dalam memberikan pembinaan dan penguatan akidah para mualaf.
Menurut Suhro, program dai rawan akidah itu sudah ada sejak sekitar empat tahun lalu. Hingga kini, jumlah dai masih belum bertambah.
"Tahun ini rencananya kami ajukan ada penambahan satu orang dai lagi,’’ kata pria yang akrab disapa Ero kepada Republika.co.id, Ahad (28/2).
Ero mengakui, kendala dalam penambahan jumlah dai rawan akidah, di antaranya karena para dai tidak siap jika harus tinggal menetap di daerah yang dibinanya. Apalagi, daerah binaan itu biasanya jauh dari pusat kota.
Untuk mengatasi kondisi itu, ia melakukan pembinaan secara berkeliling. Selain itu, ia juga bekerja sama dengan pihak lain untuk membina mualaf, seperti Yayasan Mualaf Ikhlas Madani Indonesia (Mukmin) Kabupaten Kuningan.
Menurut Ero, pembinaan agama terhadap para mualaf sangat penting untuk menguatkan akidah mereka. Selama ini, banyak mualaf yang luput dari pembinaan usai mereka mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.
Tak hanya itu, bersama Yayasan Mukmin, MBC Kabupaten Kuningan juga siap membantu pembangunan masjid di Pugag, Dusun Kujangsari, Desa Kutawaringin, Kecamatan Selajambe maupun mushala di Peuteuy Jogol, Dusun Cikadu, Desa/Kecamatan Subang.
Masjid di Pugag mengalami kerusakan akibat lapuk dimakan usia. Begitu pula mushola di Peutey Jogol, yang bahkan telah roboh. Keberadaan masjid dan mushola di kedua daerah itu diharapkan bisa menguatkan akidah mualaf dan Muslim di sana.
Ketua Yayasan Mukmin Ade Supriadi mengakui para mualaf di Kabupaten Kuningan hingga kini banyak yang belum bisa membaca Iqra (pembelajaran awal membaca Alquran). Kondisi itu tak lepas dari minimnya pembinaan terhadap mereka.
Ade menyebutkan, sejak 2012 hingga sekarang, jumlah mualaf di Kabupaten Kuningan mencapai 1.068 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Kuningan.
"(Dari jumlah itu), sekitar 75 persen belum bisa baca Iqra,’’ kata Ade, Jumat (29/1).
Ade mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dia pun mengajak para dai, ustadz dan umat Islam berperan membina mualaf untuk menguatkan akidah mereka.