Militer Dikerahkan untuk Pembebasan 300 Siswi Nigeria

Sekitar 300 siswi diculik oleh kelompok pria bersenjata di Nigeria

AP/AP
Pelajar dan guru yang diculik oleh pria bersenjata dari Government Science College Kagara dua minggu lalu terlihat setelah pertemuan pembebasan mereka dengan Gubernur negara bagian Abubakar Sani Bello, di Minna, ibu kota negara bagian Niger, di Nigeria pada Sabtu, 27 Februari 2021. Pembebasan mereka diumumkan sehari setelah polisi mengatakan pria bersenjata telah menculik lebih dari 300 gadis Jumat dari sebuah sekolah asrama di tempat lain di Nigeria utara, di negara bagian Zamfara.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, GUSAU -- Keluarga dan kerabat dari sekitar 300 anak perempuan yang menjadi korban penculikan pria bersenjata di Nigeria menanti kabar dengan cemas. Sementara, pasukan keamanan melanjutkan pencarian terhadap ratusan anak perempuan yang diculik dari Government Girls Science Secondary School di Janebe, negara bagian Zamfara pada Jumat (26/2) sekitar jam 01.00 dini hari waktu setempat. 

Baca Juga


Pasukan militer dikerahkan secara besar-besaran di ibu kota negara bagian Gusau pada Ahad (28/2). Truk tentara tampak berjalan dalam sebuah konvoi dan pos pemeriksaan polisi didirikan di jalan-jalan. Polisi negara bagian Zamfara telah bekerja sama dengan pasukan militer dalam operasi pencarian dan penyelamatan sejak ratusan gadis itu diculik dari sekolah asrama. 

Pada Sabtu (27/2), kelompok pria bersenjata membebaskan 27 remaja laki-laki yang telah diculik dari sekolah mereka pada 17 Februari di negara bagian Niger. Penculikan ratusan anak perempuan di negara bagian Zamfara terjadi sekitar seminggu setelah insiden penculikan di negara bagian Niger. 

Pembebasan 27 remaja yang diculik di Niger memberikan secercah harapan bagi para orang tua yang anak-anaknya menjadi korban penculikan di Zamfara. Salah satu orang tua, Balarabe Kagara mengatakan, dua putrinya yang berusia 14 tahun menjadi korban penculikan. Kagara yang berprofesi sebagai petani itu berharap kedua putrinya bisa kembali ke rumah dengan selamat.

“Saya akan sangat senang jika saya melihat anak perempuan saya,” ujar Kagara sambil terisak dan menatap foto kedua putrinya.  

 

Gubernur Zamfara telah memerintahkan semua sekolah asrama segera ditutup. Dua insiden penculikan di sekolah asrama membuat Kagara tidak yakin apakah anak-anak di Nigeria pada akhirnya akan kembali ke sekolah-sekolah mereka. 

“Jika ada keamanan yang cukup, saya yakin orang-orang akan mengembalikan anak-anak mereka ke sekolah. Tetapi jika tidak ada keamanan, mereka tidak akan membawa anak-anak mereka lagi ke sekolah," kata Kagara.

Sebuah rumor beredar di media sosial pada Ahad (28/2) yang menyatakan bahwa ratusan anak perempuan itu telah dibebaskan. Rumor ini meningkatkan harapan para orang tua yang sedang menanti buah hati mereka dalam kecemasan dan kesedihan. Salah satunya adalah Abubakar Isa, yang putrinya ikut menjadi korban penculikan. 

"Kami mendengar bahwa mereka akan dibebaskan hari ini, jadi kami berkumpul di lingkungan sekolah untuk menerimanya tetapi ternyata itu rumor," ujar Isa.

Sekolah telah menjadi sasaran penculikan massal untuk mendapatkan uang tebusan. Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mendesak pemerintah negara bagian untuk tidak memberikan uang maupun kendaraan kepada para "bandit". Penculikan terhadap siswa sekolah pertama kali dilakukan oleh kelompok Boko Haram dan ISIS Afrika Barat. Namun taktik ini telah diadopsi oleh kelompok militan lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler