Perjuangan Michelle Obama Lawan Gangguan Kecemasan
Perjuangan Michelle Obama melawan kecemasan juga dibukukan dengan judul 'Becoming'.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri dari mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Michelle, mengungkapkan bagaimana dirinya telah berjuang dengan gangguan kecemasan. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The Sunday Times, Michelle bercerita bagaimana dirinya berjuang dengan rasa cemas dan ragu, hingga Becoming, buku memoar darinya dirilis pada 2018. Ia mengatakan bahwa sejak awal berniat menulis memoar, konsep yang lebih dalam telah disertakan.
“Saya bangga dengan buku ini karena sangat berarti bagi saya. Ini tidak berarti semua mudah, secara khusus pengalaman ‘memamerkan’ diri saya yang paling sejati ini untuk diterima atau ditinggalkan oleh seluruh dunia,” ujar Michelle, dilansir Harpers Bazaar, Senin (1/3).
Menurut Michelle, malam sebelum Becoming diterbitkan, ia terbangun dalam keadaan panik. Perempuan berusa 57 tahun ini juga mengatakan memiliki jadwal dalam acara dengan Oprah Winfrey untuk berdiskusi mengenai memoar karyanya di hadapan hingga 14.000 penonton.
“Saya terbangun dengan gelisah, khawatir bagaimana jika buku ini tidak bagus? Bagaimana jika orang membencinya? Atau bagaimana jika mereka sama sekali tidak peduli?” jelas Michelle.
Saat itu, Michelle mengungkapkan dirinya turun dari tempat tidur dan berbicara dengan sang suami yang masih terjaga. Ia pun merasa tenang setelah Obama merangkulnya dan mengatakan bahwa karya memoar yang ditulis oleh mantan ibu negara AS ini sangat bagus.
Michelle mengatakan selama delapan tahun menjadi ibu negara, banyak wawancara yang telah dilakukan olehnya, Ia juga kerap memberikan pidato, yang jumlahnya bahkan tidak bisa terhitung banyaknya.
“Oprah Winfrey bukanlah moderator tingkat tinggi, dia adalah teman saya. Tapi keraguan tidak pernah meninggalkan kita untuk selamanya,” kata Michelle.
Karena itulah, Michelle mengingatkan bahwa semua orang memiliki titik lemah masing-masing yang mungkin berbeda. Ibu dari dua anak itu pun mengatakan bahwa naluri dalam diri dapat menjaga kelemahan ini tetap terlindungi.
“Buku ini menegaskan dalam diri saya nilai dalam melawan naluri itu, dalam melangkah ke dalam ketakutan kita,” jelas Michelle.