Wamenkes: Diagnosis Dini Covid-19 Bisa Cegah Kematian

Dengan GeNose, diharapkan partisipasi masyarakat dapat lebih luas lagi.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan, kunci keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 adalah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah untuk melakukan berbagai upaya terbaik demi kebaikan bersama.


Itulah yang menjadi pesan utama yang disampaikan Wakil Menteri Kesehatan dalam dialog virtual dengan tema "Ibu Pertiwi di Sewarsa Pandemi," yang dilaksanakan oleh KPCPEN FMB9 pada Selasa (2/3) siang.

Dialog virtual dengan tema Ibu Pertiwi di Sewarsa Pandemi, yang dilaksanakan oleh KPCPEN FMB9 pada Selasa (2/3) siang. - (Dok. Web)

Lebih lanjut Dante menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan peran serta masyarakat dalam penanggulangan pandemi Covid19 adalah 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker). Sementara peran serta pemerintah adalah disiplin 3T (testing, tracing, treatment).

Jembatan antara peran serta masyarakat dan komitmen pemerintah itulah yang sekarang mulai dilaksanakan secara masif, yaitu vaksinasi. "Namun vaksinasi bukan game changer. Itu sebab tracing dan testing harus diperbanyak dan masyarakat harus berperan serta," kata Dante.

Pada kesempatan yang sama, salah satu penyintas Covid-19 yang merupakan kluster keluarga, Anang Hermansyah mengaku sebagai warga negara yang partisipatif  dirinya beserta keluarga sudah menjalankan protokol kesehatan ketat untuk mengindari penyebaran Covid-19 di lingkungannya.

Namun, menurut mantan Anggota DPR itu, kesulitan dirasakan ketika dirinya dan keluarga harus memastikan bahwa seluruh anggota keluarganya bebas virus corona.

"Mengapa gak bisa PCR Swab semua? Karena biayanya tinggi. Makanya harapan saya dari bagian masyarakat, kita sudah punya teknologi yang bagus GeNose mengapa gak disertakan," ungkapnya seraya bertanya kepada Wakil Menteri Kesehatan.

Menurut suami Ashanty itu, dengan GeNose, diharapkan partisipasi masyarakat dapat lebih luas lagi. Anang berargumen, salah satu kendala yang menjadi penyebab sulitnya mengontrol penyebaran Covid-19 di kluster keluarga adalah tingginya biaya tes PCR Swab.

"Sementara untuk antigen tidak presisi atau kurang akurat," kata Anang.

Sampai dengan Maret 2021, Kementerian Kesehatan menyebutkan sudah 1,3juta masyarakat Indonesia terinfeksi virus corona, dan 36,5 ribu diantaranya meninggal dunia, 10 persen diantara para penderita Covid-19 adalah mereka dalam kelompok usia lanjut. Meskipun tampak kecil, namun jumlah lansia yang gagal sembuh mencapai 50 persen dari jumlah kematian pasien Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler