Kurangi Gula dan Nasi Jadi Hal Awal Kurangi Obesitas

Penderita obesitas tidak disarankan untuk melakukan diet ekstrem di permulaan.

Max Pixel
Mengurangi asupan gula dan nasi, serta lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah bisa jadi pola makan yang lebih sehat untuk penderita obesitas.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Obesitas Sedunia, Ketua Indonesia Sport Nutricionist Association (ISNA), Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes membagi sejumlah kiat bagi mereka dengan obesitas agar memulai diet sehat. Diet ekstrem disebutnya harus dihindari bila ingin hidup lebih sehat.

Menurut Dr. Rita, hal pertama yang harus diperhatikan adalah jangan langsung melakukan diet secara ekstrem. Cobalah membatasi konsumsi gula dan mengurangi porsi nasi terlebih dulu.

"Obesitas harus kita atasi dan kendalikan. Ini adalah pertanda kita sedang sakit. Untuk memulainya, tidak perlu ekstrem karena tubuh tidak meminta kita melakukannya secara ekstrem. Tubuh butuh adaptasi. Sama halnya jika kita mau gemuk, itu banyak adaptasi," kata Dr. Rita, dikutip Jumat (5/3).

Lebih lanjut, ia menyarankan untuk memangkas makanan yang tidak mengandung zat gizi lain selain kalori atau gula. "Coba eliminasi zat yang hanya mengandung kalori tanpa zat gizi lainnya. Misalnya makanan/minuman manis dengan gula. Itu tidak ada kandungan gizi lain selain gula. Jadi, pangkas itu semua sudah mampu mendefisitkan energi 50-100 kalori per minuman manis, misalnya," jelas Dr. Rita.

Selain memangkas makanan manis, Dr. Rita juga menyarankan untuk mencoba memangkas makanan pokok seperti nasi. Hal ini perlu diakali dengan mengurangi porsi nasi dan menyeimbangkannya dengan lauk dan sayuran.

"Kalau nasi dipangkas setengah, kita pasti akan lapar karena porsinya sedikit. Namun, coba tambahkan sayur dan protein rendah lemak ke piring kita," kata wanita yang juga merupakan Konsultan Gizi Royal Sport Performance Center Senayan City itu.

"Protein rendah lemak contohnya antara lain putih telur, dan ayam tanpa kulit yang diolah tidak dengan cara digoreng. Setelah menambahkan sayuran dan protein rendah lemak, kenyangnya akan sama (seperti makan nasi satu porsi)," ujarnya menambahkan.

Kiat terakhir, adalah mengubah teknik memasak dari yang digoreng menjadi dikukus atau dipanggang, demi mengurangi asupan lemak dalam minyak. "Ketiga kiat ini pasti berhasil, tapi memang harus konsisten melakukannya. Dampak ke depannya, kesehatannya akan bagus, efek emosinya juga jadi baik, saluran cernamnya juga menjadi bagus," ujarnya.

Sementara itu, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Angka ini kian melonjak dengan mengkhawatirkan.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga menunjukkan bahwa tren masalah berat badan pada orang dewasa Indonesia telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. Yaitu dari 19,1 persen pada 2007 hingga 35,4 persen pada 2018.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler