Ruam Pada Kulit Bisa Jadi Tanda Terinfeksi Covid-19
Ada beberapa jenis ruam kulit yang dianggap jadi pertanda Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi batuk, demam, dan sesak napas, merupakan gejala umum Covid-19. Akan tetapi menurut Andrew Chan, seorang profesor imunologi dan penyakit menular di Harvard, TH Chan School of Public Health, ada gejala lain pada kulit yang juga menjadi tanda pasti seseorang mengidap COVID-19.
Berikut ruam kulit yang menjadi tanda, seperti dilansir laman Eat This, Senin (8/3).
Radang kulit
Chan, salah satu pendiri aplikasi COVID Symptom Study, mengklaim aplikasi tersebut telah mendeteksi lebih banyak kasus benjolan dan peradangan kulit pada jari tangan dan kaki penderita Covid-19. Kondisi itu harus dianggap sebagai tanda diagnostik utama penyakit. Faktanya, banyak orang mengalami manifestasi dermatologis yang aneh tanpa adanya gejala lain. Peneliti mencatat setidaknya terdapat tiga jenis ruam.
Ruam yang gatal
Kemunculan tiba-tiba akan benjolan pada kulit yang datang dan pergi cukup cepat selama berjam-jam, biasanya akan sangat gatal. Ini dapat melibatkan bagian tubuh mana pun, dan sering kali dimulai dengan rasa gatal hebat pada telapak tangan atau telapak kaki, sehingga menyebabkan pembengkakan pada bibir dan kelopak mata. Ruam ini bisa muncul sejak awal infeksi, tetapi juga bisa bertahan lama setelahnya.
Ruam cacar air
Akibat keringat atau ruam bisa menimbulkan benjolan merah gatal yang dapat terjadi di mana saja pada tubuh, terutama di siku, lutut, tangan dan kaki. Ruam seperti cacar air bisa bertahan selama berhari-hari atau beberapa pekan.
Ruam di jari tangan dan kaki
Benjolan kemerahan dan keunguan di jari tangan atau kaki, yang mungkin terasa sakit, tetapi biasanya tidak gatal. Jenis ruam ini paling spesifik untuk COVID-19, lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dengan penyakit tersebut, dan cenderung muncul di kemudian hari.
Ruam spesifik
“Meskipun ruam kulit mungkin tidak umum pada COVID, fakta bahwa itu memang muncul, dan merupakan tanda yang lebih spesifik, menyoroti betapa pentingnya untuk benar-benar menilai prevalensi dan seberapa prediktifnya,” jelas Chan dalam sebuah wawancara dengan VOX.
Banyak infeksi virus dapat memengaruhi kulit, jadi tidak mengherankan jika peneliti melihat ruam ini pada COVID-19. Penulis studi Dr. Veronique Bataille, konsultan dermatologis di Rumah Sakit St Thomas dan King's College London, menekankan penting bagi orang untuk mengetahui bahwa dalam beberapa kasus, ruam mungkin merupakan gejala pertama atau satu-satunya.
“Jadi, jika Anda melihat ruam baru, Anda harus menanganinya dengan serius dengan mengisolasi diri dan melakukan tes sesegera mungkin,” ujarnya.
Cegah infeksi
Untuk mencegah infeksi virus, tetap jangan lengaj dengan protokol kesehatan. Pakai masker wajah, lakukan tes jika curiga terkena virus, hindari keramaian (dan bar, dan pesta rumah), praktikkan jarak sosial, hanya menjalankan tugas penting, cuci tangan secara teratur, desinfeksi permukaan yang sering disentuh.