Australia Kembali Hadapi Penularan Lokal Covid-19

Australia mencatat kasus Covid-19 melalui penularan lokal pertama dalam dua pekan.

AP/Hamish Blair
Penonton kembali ke Melbourne Park setelah lima hari penguncian Covid-19 dalam kejuaraan tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Kamis, 18 Februari 2021.
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia melaporkan kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) lokal pertama dalam lebih dari dua pekan terakhir dinyatakan tak ada penularan domestik di negara itu, Sabtu (13/3). 

Baca Juga


Menurut keterangan, kasus Covid-19 lokal pertama dalam dua minggu terakhir muncul setelah seorang dokter dinyatakan terinfeksi virus corona jenis baru. Hal itu memicu dilakukannya aturan pembatasan di sejumlah rumah sakit wilayah-wilayah. 

Perdana Menteri untuk negara bagian Queensland, Annastacia Palaszczuk, mengatakan, dokter tersebut pada pekan lalu merawat dua pasien yang baru saja kembali ke Australia yang dites positif Covid-19 dengan varian Inggris. Dokter itu kemudian mengalami gejala dan meminta pihak berwenang melakukan pelacakan kontak segera.

“Kami tahu dokter ini memeriksa dua pasien Covid-19 dan sekarang mengalami gejala,” ujar Palaszczuk dilansir The Strait Times, Sabtu (13/3).

 

Hingga saat ini, pihak berwenang belum memberikan informasi lebih lanjut, terkait berapa banyak orang yang sempat melakukan kontak dengan dokter tersebut. Langkah yang telah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran wabah adalah menutup seluruh rumah sakit di Brisbane, yang merupakan Ibu Kota Queensland. 

Australia telah melaporkan lebih dari 29 ribu kasus Covid-19 dan 909 kematian terkait penyakit ini. Angka tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan banyak negara maju lainnya, yang diyakini karena  penutupan perbatasan internasional, karantina wilayah (lockdown), dan aturan jarak sosial yang ketat.

Sementara itu, di Selandia Baru, negara tetangga Australia, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa negara itu akan membuka kembali perbatasan untuk pertama kalinya. Langkah itu bertujuan mengizinkan penduduk Niue, sebuah negara kecil di Pasifik untuk masuk dan mereka tidak perlu menjalani karantina saat tiba mulai 24 Maret mendatang.

"Niue tidak memiliki kasus Covid-19 yang dilaporkan dan kontrol perbatasan yang ketat berarti kami dapat yakin bahwa mereka aman untuk memulai perjalanan bebas karantina ke Selandia Baru dari Niue," kata Ardern dalam pernyataan melalui surel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler