WHO Periksa Keamanan Vaksin AstraZeneca

Ditemukan kasus gumpalan darah pada beberapa orang setelah vaksinasi AstraZeneca

Jung Yeon-je /Pool via AP
Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada hari Jumat, 26 Februari 2021. Korea Selatan pada hari Jumat memberikan suntikan vaksin virus corona pertama yang tersedia kepada orang-orang di fasilitas perawatan jangka panjang.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komite penasihat ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memeriksa vaksin Covid-19 AstraZeneca. Sejumlah negara di dunia diketahui telah menangguhkan penggunaan vaksin tersebut karena adanya kasus pembentukan gumpalan darah pada beberapa orang yang sudah divaksinasi.

Baca Juga


Juru bicara komite penasihat ahli WHO Margaret Harris mengungkapkan pihaknya tengah meninjau laporan tentang masalah kesehatan yang ditimbulkan setelah seseorang menerima vaksin AstraZeneca, hal itu termasuk soal pembentukan gumpalan darah. Temuan dari tinjauan tersebut bakal dipublikasikan nanti.

“Sangat penting bagi kami untuk mendengarkan sinyal keselamatan. Sebab jika kami tidak mendengar tentang sinyal keselamatan, itu berarti tidak ada cukup tinjauan dan kewaspadaan,” kata Harris.

Kendati demikian, Harris menekankan, AstraZeneca adalah vaksin yang sangat bagus. Menurutnya tidak ada hubungan sebab-akibat antara vaksinasi dan masalah kesehatan yang dilaporkan. “Sangat penting untuk dipahami bahwa, ya, kita harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca,” ucapnya.

Otoritas kesehatan di beberapa negara, termasuk Denmark, Norwegia, Islandia, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Hal itu menyusul laporan pembentukan gumpalan darah pada beberapa orang yang sudah divaksinasi.

AstraZeneca adalah vaksin yang masuk dalam daftar Covax, yakni sebuah pimpinan WHO yang bertujuan menyediakan vaksin untuk negara berpenghasilan rendah serta  menengah. WHO bertujuan mendistribusikan 2 miliar dosis AstraZeneca tahun ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler