Mendag Lutfi Pastikan tak Ada Impor Beras di Masa Panen Raya

Rencana impor tidak dilakukan untuk menghancurkan harga beras petani.

Antara/Ardiansyah
Petani mengoperasikan mesin pemotong padi saat panen raya, di Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, Lampung, Selasa (6/10/2020). Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi memastikan tidak ada importasi beras pada masa panen raya.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi memastikan tidak ada importasi beras pada masa panen raya. Rencana impor beras sebanyak 1 juta ton juga tidak dilakukan untuk menghancurkan harga beras petani.

Baca Juga


"Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya dan hari ini tidak ada beras impor yang hancurkan harga petani karena memang belum ada yang impor," kata Lutfi dalam konferensi pers, Jumat (19/3).

Ia mengatakan, pemerintah tidak pernah menyatakan produksi beras dalam negeri akan berlebih. Namun, yang ditekankan adalah Bulog harus memiliki stok beras sebanyak 1 juta sampai 1,5 juta ton. Sebab, itu merupakan prinsip dasar pemerintah sejak lama.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan, pengadaan beras Bulog bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketika pengadaan beras dalam negeri sudah bisa memenuhi syarat volume stok beras Bulog, impor tidak perlu dilakukan.

"Seperti tahun 2019 kita tidak impor, 2020 juga tidak impor. Jadi ini mekanisme yang dinamis sekali," kata Lutfi.

Namun, Lutfi menegaskan, importasi juga bukan semata-mata ditujukan jika penyerapan gabah atau beras oleh Bulog tidak dapat maksimal. Opsi impor merupakan salah satu mekanisme agar Bulog memiliki stok cadangan yang dikeluarkan pada saat-saat terjadi gejolak beras dalam negeri.

"Saya harus memikirkan situasi terburuk karena itu tugas saya dan pemerintah. Oleh sebab itu saya bukan menakut-nakuti, karena koefisiennya banyak sekali," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler