Mahaka Media Kembangkan Bisnis Aplikasi

Bisnis aplikasi ini salah satunya akan difokuskan pada community based.

Republika/ Retno Wulandhari
Direktur Utama PT Mahaka Media Tbk Adrian Syarkawie dan Direktur Operasional PT Mahaka Media Tbk Troy Reza Warokka dalam acara RUPST 2019 di Jakarta, Rabu (19/8).
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mahaka Media Tbk (ABBA) terus berinovasi dalam menghadapi perubahan tren di industri media yang bergerak ke arah digital. Pandemi mendesak perseroan untuk mengubah bentuk komunikasi terhadap konsumen maupun klien. 

Baca Juga


Pada tahun ini, perseroan telah berencana untuk mengembangkan bisnis berbasis aplikasi. Inovasi ini dilakukan sebagai respons atas kebutuhan masyarakat untuk tetap terkoneksi pada masa pandemi. 

"Kami tidak hanya duduk diam dalam bisnis konvensional. Di tengah kondisi pandemi, orang masih butuh untuk terkoneksi sehingga ini menjadi dasar perseroan untuk berubah," kata Direktur Utama PT Mahaka Media Tbk Adrian Syarkawie, Selasa (23/3). 

Adrian menjelaskan, bisnis aplikasi ini salah satunya akan difokuskan pada community based. Target pasar utama dari bisnis aplikasi ini, yaitu komunitas Muslim yang disesuaikan dengan basis komunitas Republika. Aplikasi ini akan mengelola komunitas Islam secara media sosial. 

"Aplikasi ini diharapkan bisa membentuk keterikatan antara media di Mahaka Media dan para pelanggannya," kata Adrian. 

Khusus untuk aplikasi community based, perseroan telah membentuk sebuah joint venture bernama PT Khazanah Alwahda Kreatif. Dari struktur pemegang saham, Mahaka Media memiliki sebesar 20 persen. Sisanya sebesar 40 persen dimiliki oleh PT Trinugraha Thohir dan 40 persen lainnya dimiliki PT Kreasi Karya Bangsa.

Selanjutnya, perseroan juga akan mengembangkan bisnis aplikasi yang juga akan bermain di area audio dan video. Inovasi ini terinspirasi dari anak usaha perseroan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang telah lebih dulu mengembangkan Noice. 

Adrian mengungkapkan, perseroan telah mengalokasikan dana sekitar Rp 800 juta untuk mengembangkan bisnis aplikasi ini. Ia berharap bisnis aplikasi ini bisa segera diluncurkan dalam waktu dekat pada tahun ini. 

"Mudah-mudahan tahun ini bisa diluncurkan sehingga Mahaka Media bukan lagi bermain di area bisnis konvensional, tetapi juga akan masuk ke area bisnis aplikasi," tutur Adrian. 

 

Adrian mengatakan, sejumlah inovasi ini dilakukan agar bisnis perseroan bisa bertumbuh lebih baik ke depannya. Adrian mengakui, kondisi bisnis perseroan cukup tertekan selama pandemi seiring dengan yang terjadi di industri media pada umumnya. 

Menurutnya, sebagian besar anak perusahaan Mahaka Media juga terkena dampak yang cukup signifikan. Hal ini tecermin dari perolehan pendapatan perseroan yang mengalami penurunan. Selama pandemi, permintaan untuk iklan turun drastis, padahal hampir 95-98 persen total pendapatan berasal dari komersial/advertising. 

"Kami belum bisa melaporkan kinerja keseluruhan 2020 karena memang masih dalam tahap audit. Sebagai gambaran, kurang lebih secara revenue kami mengalami penurunan mungkin sekitar 63 persen," kata Adrian.

Meski demikian, Adrian mengeklaim, perseroan bisa memperbaiki kinerja dari sisi profitabilitas. Efisiensi yang dilakukan perseroan sepanjang tahun lalu, baik menekan biaya variabel maupun biaya tetap, dinilai cukup berhasil menekan untuk kerugian. 

"Memang pada saat awal pandemi kami melihat tren penurunan cukup signifikan sehingga kami langsung menyikapinya dengan melakukan efisiensi. Walau revenue turun, tapi bottom-nya bisa terjaga, bahkan kami bisa lebih baik dari 2019," kata Adrian menerangkan. 

Di samping melakukan inovasi digital, Adrian menekankan, perseroan akan tetap memprioritaskan bisnis konvensional untuk mendorong kinerja yang lebih baik lagi. Perseroan akan mengejar berbagai peluang di semua lini bisnis yang dijalani oleh anak perusahaan. 

Terkait saham ABBA yang naik cukup signifikan akhir-akhir ini, Adrian menilai pemicunya disebabkan oleh pergerakan pelaku pasar pada umumnya. "Kami rasa bukan karena aksi korporasi dari Mahaka Media, tapi faktor yang dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu MARI," ujar Adrian.

Seperti diketahui, saat ini terdapat empat perusahaan modal ventura yang berkolaborasi dengan MARI untuk mengembangkan platform Noice. Salah satu perusahaan tersebut adalah Alpha JWC Ventures yang juga menjadi investor untuk Kredivo hingga Kopi Kenangan. 

Sebagai informasi, MARI merupakan pemegang saham mayoritas PT Mahaka Digital Inovasi dengan kepemilikan sebesar 75 persen. PT Mahaka Digital Inovasi memiliki 99 persen saham PT Mahaka Radio Digital yang menjalankan platform Noice. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler