Maret, Suku Bunga Kredit Bank BUMN Turun

SBDK bank BUMN bahkan lebih tinggi dari bank pembangunan daerah (BPD).

ist
Suku bunga kredit/ilustras
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan BUMN masih tertinggi di industri meski menunjukkan sinyal penurunan pada Maret 2021. Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan BI terus mendorong percepatan transmisi penurunan suku bunga kredit setelah menurunkan suku bunga acuan hingga 125 bps sejak 2020.

Baca Juga


"SBDK tertinggi masih di bank BUMN sebesar 10,8 persen per Januari 2021, namun demikian nilainya akan turun di bulan Maret seiring dengan rencana bank-bank Himbara yang sudah disampaikan beberapa waktu lalu," katanya dalam Pelatihan Wartawan BI, Kamis (25/3).

SBDK bank BUMN bahkan lebih tinggi dari Bank Pembangunan Daerah yang sebesar 9,79 persen dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar 9,46 persen dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) yang sebesar 6,58 persen. Penurunan SBDK BUMN ini dilakukan setelah kebijakan BI agar bank melakukan transparansi atas suku bunganya ke pasar.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial, Yanti Setiawan menambahkan kebijakan yang diluncurkan saat Februari 2021 itu memang bertujuan untuk mendorong perbankan menurunkan SBDKnya. Ia mengatakan kebijakan makroprudensial BI pada 2020 belum agresif untuk mendorong perkreditan karena masih tahap awal pandemi.

"Saat itu kita lebih fokus untuk menjaga likuiditas bank," katanya.

Namun saat ini seiring dengan adanya optimisme pertumbuhan ekonomi maka BI mulai dorong perbankan untuk perlahan bergerak untuk menaikan aktivitas perkreditan. Publikasi suku bunga bank menjadi salah satu cara untuk meningkatkan permintaan kredit.

BI berharap transparansi suku bunga masing-masing bank bisa meningkatkan disiplin dalam mengelola operasional perkreditannya. Selain itu juga bisa meningkatkan efisiensi dan memperhatikan aspek kompetisi antara sesama bank.

"Respons SBDK ini belum sepadan, jaraknya itu masih tebal, tapi kita apresiasi bank-bank yang sudah komitmen untuk menurunkan suku bunganya," katanya.

Bank-bank Himbara telah mengumumkan akan menurunkan SBDK. Mengingat pangsa bank Himbara yang besar, maka diharap penurunan tersebut akan tercipta pasar yang lebih kompetitif.

Transmisi penurunan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) paling cepat diserap suku bunga deposito satu bulan juga telah menurun sebesar 189 bps (yoy) ke level 4,06 persen sejak Januari 2020 hingga Januari 2021. Sementara penurunan suku bunga kredit pada periode yang sama hanya sebesar 78 bps ke level 9,72 persen.

Di tengah penurunan suku bunga BI7DRR sebesar 125 bps (yoy) sampai dengan Januari 2021, SBDK pada periode yang sama hanya turun sebesar 78 bps (yoy). Hal ini menyebabkan spread SBDK terhadap BI7DRR cenderung melebar dari sebesar 5,82 persen pada Januari 2020 menjadi sebesar 6,28 persen pada Januari 2021.

Adapun suku bunga deposito lebih cepat dalam merespons penurunan suku bunga kebijakan. Sehingga spread antara suku bunga SBDK dan suku bunga deposito satu bulan juga mengalami kenaikan dari 4,86 persen menjadi 5,97 persen.

Dari sisi jenis kredit, SBDK kredit mikro tercatat sebesar 13,77 persen, kredit konsumsi non-KPR 10,71 persen, kredit ritel 9,63 persen, kredit konsumsi KPR 9,61 persen, dan kredit korporasi 9,16 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler