Tips Memotivasi Anak Berpuasa Ramadhan
Orang tua sebaiknya tidak menekan anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat seorang mualaf yang bertanya terkait bagaimana mengajak anaknya yang berusia delapan tahun untuk ikut berpuasa di bulan Ramadhan. Pertanyaan ini ia sampaikan dalam redaksi About Islam.
Dilansir di About Islam pada Sabtu (27/3), pertanyaan ini dijawab langsung oleh psikoterapis yang juga lulusan Universitas Berkeley, Nasira S. Abdul-Alee. Dia menyarankan agar tidak menekan anak, namun berikan motivasi agar anak berpuasa dan meyakinkan dengan nalar tentang agamanya.
"Tunjukkan padanya hadits tentang pahala puasa. Banyak bukti dalam ilmu kesehatan puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Dan itulah salah satu alasan Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkannya," kata dia
Nasira mengungkapkan, anaknya masih kecil, maka ajari dia tentang kebijaksanaan Allah Ta'ala, dan tunjukkan kepadanya. Allah Ta'ala mengizinkan umatnya makan sebelum matahari terbit, dan setelah matahari terbenam untuk kesehatan. Buat anak secara pribadi termotivasi untuk berpuasa dengan menunjukkan kepadanya alasan yang baik untuk itu.
"Saya menghormatinya karena mengetahui tubuhnya sendiri. Dia baru berusia delapan tahun dan dia cukup kuat untuk melawan Anda dan memberi tahu Anda apa yang dia butuhkan. Hormati itu. Kembangkan itu," kata Nasira.
Baca juga : Pandangan Ulama Soal Keharusan Minta Maaf Sebelum Ramadhan
Nasira mengungkapkan, menjadi ibu tidak hanya memberi tahu anak-anak apa yang harus dilakukan. Akan tetapi juga mendorong mereka menjadi dewasa dengan membantunya belajar bagaimana membuat keputusan sendiri.
Ketika anak masih kecil, penting bagi orang tua untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Namun, saat mereka tumbuh dewasa, sangat penting bagi orang tua untuk membuatnya ke masa dewasa. Artinya, membuat mereka berpikir sendiri sehingga ketika mencapai pubertas dan menjadi dewasa, mereka dapat membuat keputusan sendiri tanpa bantuan orang tua.
"Bantu mereka bersiap-siap pergi ke dunia sendiri dengan kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, insya Allah. Dari usia 7-14 tahun adalah masa transisi ini. Ini adalah periode ketika mereka dilatih untuk berpikir sendiri. Bagian dari proses itu adalah memberi mereka informasi," ujar Nasira.
Dia menjelaskan, dalam psikologi dan Islam, dari usia 0-7 tahun merupakan periode narsistik primal. Artinya sebagai orang tua, maka diperlukan untuk melayani kebutuhan anak-anak. "Mereka harus egois, begitulah, agar kita bisa membuat mereka tetap hidup. Tetapi dari usia tujuh hingga 14 tahun, kita perlu mengajari mereka cara menjadi tidak mementingkan diri sendiri," kata dia.
Nasira mengungkapkan, orang tua perlu mengajari mereka cara melayani orang lain agar suatu hari mereka dapat menjadi orang tua yang baik bagi anaknya. "Jadi, puasa membantu kita belajar kekurangan dan tidak mementingkan diri sendiri. Ada banyak hikmahnya dalam berpuasa. Fokus untuk membawanya ke benak anak Anda, bukan hanya lakukan apa yang diperintahkan," ucap Nasira.