Mitigasi Bencana di Pangandaran Libatkan Peran Nelayan
Mensos akan mendorong kearifan lokal untuk mitigasi bencana
REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN--Sebanyak 1.000 nelayan di Kabupaten Pangandaran dilatih terkait upaya penanggulangan bencana. Pelatihan itu dilakukan agar nelayan dapat berperan serta dalam melakukan mitigasi bencana.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya akan mulai mendorong penguatan kearifan lokal dalam mitigasi bencana. Sebab, menurut dia, kearifan lokal dapat meminimalisir adanya kerugian akibat kejadian bencana.
"Banyak contoh dengan kearifan lokal bisa menyelamatkan warga dari kematian atau luka akibat bencana. Karenannya para nelayan di Pangandaran dilatih untuk siaga jika terjadi bencana," kata dia di Kabupaten Pangandaran, Rabu (31/3).
Hari itu, Risma sekaligus juga mengukuhkan 1.000 nelayan di Kabupaten Pangandaran menjadi sahabat Taruna Siaga Bencana (Tagana). Para nelayan itu sudah dilatih dalam penanggulangan bencana agar bisa membantu masyarakat jika terjadi bencana.
Selain melatih nelayan, Tagana juga aman melibatkan anak sekolah dalam mitigasi bencana. Anak-anak sekolah itu dilatih terkait tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
"Mulai kecil mereka diajarkan bagaimana kalau terjadi bencana, sehingga itu akan membekas kelak sampai mereka dewasa," ujar Mensos.
Risma menyatakan, Kemensos juga akan mendukung peralatan dalam penanggulangan bencana di daerah. Ia mengakui, masih ada beberapa daerah yang meminta bantuan terkait peralatan kebencanaan. "Kita akan anggarkan pada 2022. Karena kalau tahun ini kita tak ada anggaran untuk itu," kata dia.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, wilayahnya memiliki banyak potensi bencana. Mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, hingga longsor, dapat sewaktu-waktu terjadi di daerah itu.
Jeje menilai, penting dilakukan penguatan kelembagaan untuk memitigasi kejadian bencana. "Salah satunya dengan ini, melibatkan para nelayan. Ini salah satu kearifan lokal untuk meningkatkan kesadaran warga terkait bencana," kata dia.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran juga terus melakukan penguatan kelembagaan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Menurut dia, saat ini setiap desa di Pangandaran juga telah memiliki relawan kebencanaan yang bertugas melakukan penanganan pertama jika terjadi bencana. Jeje mengatakan, pihaknya juga terus melakukan sosialiasi terkait potensi bencana yang ada di Pangandaran. Masyarakat juga diminta terus menjaga lingkungan untuk mencegah kejadian bencana.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana, Kementerian Sosial (Kemensos), Alam Safii Nasution mengatakan, pelatihan kebencanaan kepada nelayan dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk melindungi warga pesisir selatan Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Pangandaran. Sebab, daerah itu memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi megathrust yang dapat memicu kejadian tsunami."1.000 nelayan ini nantinya mendapatkan pelatihan penanggulangan bencana, sehingga jika terjadi megathrust mereka dapat membantu masyarakat lainnya untuk menyelamatkan diri,” kata dia.
Selain melatih para nelayan, Kemensos juga melakukan penanaman bibit mangrove sebanyak 2,7 juta pohon di seluruh Indonesia Indonesia. Penanaman ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya ancaman bahaya megathrust yang diperkirakan akan terjadi sewaktu-waktu."Khusus untuk Pangadaran kita tanam sebanyak 20.000 bibit,” ujar Safii.
Sementara kepada anggota Tagana dilakukan peningkatan kapasitas kemampuan dasar penyelamatan. Ketiga kemampuan dasar itu adalah vertical rescue, water rescue, dan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD).