Benarkah Pasien Cacar Air tak Boleh Mandi?
Dokter memiliki beberapa tips untuk pasien cacar air dan herpes zoster.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sedikit orang yang meyakini bahwa pasien cacar air dan herpes zoster tidak boleh mandi. Anggapan ini sebenarnya merupakan mitos yang dapat merugikan kesehatan pasien.
Cacar air dan herpes zoster merupakan dua penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Infeksi pertama dari virus Varicella zoster menyebabkan cacar air. Sedangkan herpes zoster terjadi ketika virus Varicella zoster yang sudah ada di dalam tubuh mengalami reaktivasi.
Baik cacar air dan herpes zoster memiliki gejala khas berupa kemunculan lenting-lenting pada kulit. Pada kasus herpes zoster, area kemunculan lenting ini akan dipengaruhi oleh daerah dermatom yang terdampak.
Baik pada kasus cacar air maupun herpes zoster, pasien sangat disarankan untuk mandi. Larangan mandi bagi pasien cacar air dan herpes zoster merupakan sebuah pandangan yang keliru.
"Kita harus tetap menjaga kesehatan kulit dan kebersihan kulit, baik pada saat kita berpenyakit atau tidak berpenyakit," ungkap CEO Klinik Pramudia dr Anthony Handoko SpKK FINSDV dalam virtual media briefing, Kamis (8/4).
Pasien cacar air dan herpes zoster yang menghindari mandi justru berisiko mengalami infeksi sekunder. Infeksi sekunder ini bisa terjadi karena kulit dan lenting dalam kondisi yang tidak bersih.
Terkait mandi, dr Anthony memiliki beberapa tips untuk pasien cacar air dan herpes zoster. Salah satunya adalah dengan tidak menggunakan air panas saat mandi.
"Karena kulit lagi merah, meradang, diguyur air panas makin merah, bisa jadi iritasi," tukas dr Anthony.
Pasien juga bisa meminta rekomendasi sabun yang dapat digunakan untuk mandi selama masih menderita cacar atau herpes zoster. Dokter biasanya akan memberikan sabun khusus dengan pH tertentu yang dapat membuat pasien nyaman dan tidak merasa perih ketika mandi.
Bila lenting pecah ketika mandi, pasien cukup membersihkan area tersebut saat mandi dengan sabun dan air. Setelah selesai mandi, area lenting yang sudah pecah dan belum pecah dapat diolesi obat topikal yang telah diresepkan oleh dokter.
"Ini dipakai walaupun belum pecah (lentingnya), tujuannya untuk melidungi area atasnya supaya tidak mudah pecah, dan kalau sampai pecah, tetap dipakaikan untuk mencegah infeksi sekunder," jelas dr Anthony.
Hal lain yang juga dianjurkan dr Anthony adalah menggunakan pakaian yang longgar. Menggunakan pakaian yang longgar dapat membantu mencegah agar lenting tidak mudah tergesek dan pecah.