SpaceX Menangkan Kontrak Pesawat untuk Pendaratan di Bulan

SpaceX menyisihkan Blue Origin untuk membawa manusia kembali ke Bulan.

EPA-EFE/NASA
arsip foto, Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa pesawat luar angkasa Crew Dragon milik perusahaan untuk misi SpaceX Crew-1 NASA, ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, di Cape Canaveral, Flordia, AS, 15 November 2020.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan SpaceX memenangkan kontrak senilai 2,9 miliar dolar AS atau Rp 42 triliun dari Badan Antariksa Amerika (NASA). Perusahaan milik Elon Musk ini dikontrak untuk membangun pesawat ruang angkasa yang akan membawa astronaut ke bulan pada awal 2024.

SpaceX berhasil menyisihkan saingannya, yakni Blue Origin milik Jeff Bezos dan kontraktor pertahanan Dynetics Inc. Bezos dan Musk, orang terkaya pertama dan ketiga versi Forbes ini bersaing untuk memimpin umat manusia kembali ke bulan untuk pertama kalinya sejak 1972.

Baca Juga



Musk mengajukan tawaran SpaceX sendiri. Sementara Blue Origin bermitra dengan Lockheed Martin Corp, Northrop Grumman Corp dan Draper. Dynetics adalah unit Leidos Holdings Inc.

“NASA Rules!!” Musk menulis di Twitter setelah pengumuman itu, dilansir dari Japan Today, Ahad (18/4).

Badan antariksa AS tersebut memberikan kontrak untuk pendarat manusia komersial pertama. Ini merupakan bagian dari program Artemis NASA. Pendarat akan membawa dua astronaut Amerika ke permukaan bulan.

“Kami harus menyelesaikan pendaratan berikutnya secepatnya. Jika mereka mencapai tonggak sejarah mereka, kami memiliki kesempatan pada 2024,” kata pejabat administrator NASA Steve Jurczyk dalam pengumuman konferensi video.

NASA mengatakan Starship SpaceX mencakup kabin yang luas dan dua kunci udara untuk astronaut berjalan di bulan. Arsitekturnya berpotensi untuk berkembang menjadi sistem peluncuran dan pendaratan yang sepenuhnya dapat digunakan kembali yang dirancang untuk perjalanan ke bulan, Mars dan tujuan lain di luar angkasa.

Sementara itu, pejabat NASA Lisa Watson-Morgan mengatakan kepada wartawan, SpaceX akan diminta untuk melakukan uji terbang pendarat ke bulan sebelum manusia melakukan perjalanan.

Pada Kamis (15/4), NASA mengatakan akan mengirim awaknya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan menggunakan roket SpaceX pada 22 April.

Agensi tersebut bertujuan untuk menciptakan layanan reguler ke bulan dan mengatakan akan memiliki persaingan terpisah untuk kontrak itu.

“Kami harus dapat menyediakan layanan bulan berulang,” kata Mark Kirasich, wakil administrator untuk divisi Sistem Eksplorasi Lanjutan NASA.


Salah satu faktor dalam pemilihan SpaceX adalah apa yang menjadi nilai terbaik bagi pemerintah, kata Kathy Lueders, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Eksplorasi dan Operasi Manusia NASA.

NASA mengatakan bahwa SpaceX HLS Starship, dirancang untuk mendarat di bulan, bersandar pada mesin Raptor yang telah diuji dan warisan penerbangan dari kendaraan Falcon dan Dragon milik perusahaan.

Musk telah menguraikan agenda ambisius untuk SpaceX dan roketnya yang dapat digunakan kembali, termasuk mendaratkan manusia di Mars. Namun dalam waktu dekat, bisnis utama SpaceX telah meluncurkan satelit untuk usaha internet Starlink Musk, serta satelit dan kargo luar angkasa lainnya. SpaceX mengumumkan pada Rabu (14/4), bahwa pihaknya telah mengumpulkan sekitar 1,16 miliar dolar AS dalam pembiayaan ekuitas.

Roket prototipe SpaceX Starship yang tidak berawak gagal mendarat dengan selamat pada 30 Maret setelah uji peluncuran dari Boca Chica, Texas. Starship adalah salah satu dari serangkaian prototipe roket yang dikembangkan oleh SpaceX untuk membawa manusia dan 100 ton kargo untuk misi masa depan ke bulan dan Mars. Penerbangan orbital Starship pertama direncanakan untuk akhir tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler