Kekaisaran Makedonia dan Alexander Agung
Kekaisaran Makedonia dan Alexander Agung
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: part
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 67
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: serial
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 82
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: search
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 2070
Di Yunani terdapat kekaisaran atau kerajaan yaitu kerajaan Makedonia, ini terletak di pinggiran Yunani pada masa Arkais dan Klasik, dan kemudian menjadi Negara yang dominan di Yunani pada masa Helenistik.
Peradaban ini melahirkan orang-orang hebat yang berasal dari kerajaan makedonia, tahukah itu siapa? Itu adalah raja Alexander Agung yang lahir pada tahun 356 SM, dia merupakan putra dari Raja Makedonia Filipus II, dan Olympias, putri raja Epirus (seorang Yunani).
Mengapa mempelajari kekaisaran makedonia? Karena banyak wilayah yang ditaklukan oleh raja Alexander Agung dan banyak juga pengorbanan atau peninggalan raja tersebut, raja filupus (ayah Alexander) tengah melakukan usaha penaklukan wilayah-wilayah Yunani untuk diserap ke dalam wilayah kekuasaannya. Ketika itu bangsa Yunani tidak memberikan perlawanan berarti (kecuali Athena), sehingga proses penaklukan tersebut bisa dikatakan berlangsung cepat dan efektif.
Daniel C. Arichea Howard A. Hatton dalam buku A Handbook on Pauls Letters to Timothy and to Titus (Surat-surat Paulus kepada Timotius dan kepada Titus), banyak membahas Makedonia.
Sejarah Singkat Makedonia
Makedonia adalah daerah bergunung-gunung yang merupakan wilayah atau provinsi yang dijajah Roma, terletak di timur laut semenanjung Yunani. Dalam peta masa kini wilayah tersebut meliputi kawasan Yunani Utara, bagian selatan Yugoslavina, dan bagian barat daya Bulgaria. Dalam wilayah atau provinsi ini ada beberapa kota yang dikunjungi Paulus dalam perjalanan pelayanannya, diantaranya ialah Berea, Teselonika, dan Filipi.
Dinasti Orgid menduduki tahta Macedonia pada abad ke 7 SM. Kemudian, pada abad ke 5 SM, Macedonia tunduk kepada kekuasaan Persia.
Pertengahan abad ke 4 SM, tahta Macedonia dipegang oleh raja Philip II yang berhasil mengeksploitasi dan memanfaatkan komponen-komponen ekonomi yang dimiliki oleh Macedonia, letak geografisnya yang berada di utara Yunani, dan melemahnya Negara-negara kota Yunani akibat dari perang saudara.
Manshur Abdul Hakim dalam Bangsa Romawi dan Perang akhir Zaman, menyebutkan bahwa Raja Philip II berhasil melakukan ekspansi wilayah kerajaan Macedonia dengan menguasai kota-kota Yunani yang ada satu persatu.
Alexander de grote instrueert de Macedonische soldaten, Antonio Tempesta, 1608
Pada tahun 334 SM, Alexander menginvasi daerah kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulai serangkaian kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh tahun.
Alexander mengalahkan Persia dalam sejumlah pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal antara lain Pertempuran Issus dan Pertempuran Gaugamela.
Alexander lalu menggulingkan kekuasaan raja Persia, Dairus III, dan menaklukan keseluruhan Kekaisaran Persia (Kekaisaran Akhemeniyah).
Kekaisaran Makedonia kini membentang mulai dari Laut Ariatik sampai Sungai Indus. Peristiwa-peristiwa ini tercantum dalam buku 7 Tokoh Hebat Dunia yang ditulis Sri Lestari.
Pada masa sejarah kuno, kekuasaan Alexander membentang mulai dari Laut Lonia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa. Alexander berhasil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan rencana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan oleh ayahnya.
Sahrul Mauludi dalam tulisannya Alexander the Great, mendeskripsikan prestasi agung yang telah ditorehkan. Alexander berhasil menjadi penguasa terhebat dalam usia yang sangat muda. Selain visioner, ia juga pekerja keras yang tidak ada duanya. Visi, motivasi dan kekuatannya seolah tak ada habisnya dan tak terhentikan terkecuali oleh kematiannya yang begitu cepat di usia 32 tahun ketika ia tengah mempersiapkan ekspedisi militer menuju dunia baru yang hendak dijelajahinya. Tidak lama setelah kematiannya ia pun dijuluki Alexander Agung dengan meninggalkan wilayah kekuasaan yang luas, yang di masa sekarang meliputi Turki, Libanon, Israel, Mesir, Syiria, Irak, Iran, Afganistan, dan sebagian dari India.