Waspada Dampak Gadget, Bentengi Anak dengan Agama
Perilaku menyimpang yang dilakukan anak-anak saat ini sudah semakin mengkhawatirkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini menjadi orang tua dari anak generasi Z dan Alpha memiliki tantangan yang sangat kompleks. Mengingat mereka sangat aktif menggunakan gadget, sementara pengaruh gadget dan perilaku menyimpang lainnya seperti seks bebas, pornografi, narkoba, LGBT, perundungan, makin nyata terjadi di sekitar anak. Untuk itu, orang tua perlu mengajarkan anak pendidikan agama yang memadai sehingga mampu membentengi mereka dari pengaruh negatif tersebut.
Demikian disampaikan Azimah Subagijo, Ketua Umum Perhimpunana Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) dalam Seminar Parenting bertema “Kiat Membuat Anak Menyukai Amalan Akhirat” yang diselenggarakan DKM Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan bekerja sama dengan Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornograi (MTP). Kegiatan ini dilakukan secara hybrid, yaitu langsung tatap muka dengan peserta terbatas dan juga virtual melalui aplikasi zoom, Selasa (20/4).
Dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/4), Azimah menyampaikan, bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan anak-anak saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Jika dulu anak-anak umumnya sekadar menjadi korban, tetapi sekarang sudah juga sebagai pelaku.
“Beberapa kasus eksploitasi seksual anak yang terkuak oleh polisi, ternyata tak sedikit yang pelakunya juga anak-anak. Mereka menjajakan vidio porno hingga prostitusi dari anak-anak lainnya kepada orang-orang yang mengidap paedophilia,” ujar Azimah.
Menurut Azimah, yang juga Kabid Pemberdayaan Perempuan DKM Masjid Raya Palapa Baitus Salam, fenomena anak sebagai pelaku dan korban ini, terutama semakin mudah terjadi disebabkan interaksi anak-anak yang semakin intensif dengan gadget. Berbagai aplikasi yang awalnya netral, kini bahkan sudah mulai disusupi dengan muatan-muatan yang menawarkan seks atau pornografi, maupun kekerasan, dan LGBT.
Untuk itu, Azimah mengajak, semua pihak untuk peduli pada tindakan pencegahannya karena bila sudah terjerumus pada perilaku negatif tersebut akan sulit karena membutuhkan waktu dan biaya yang besar untuk anak menjadi normal kembali.
Menurutnya, seorang anak yang kecanduan gadget atau pornografi misalnya, itu sesungguhnya lebih berbahaya dari kecanduan narkoba.
Hal ini karena pada kecanduan narkoba ada batas/limit pengguna narkoba yang kecanduan akan berakhir dengan kematian jika sudah over dosis. "Namun, pada kecanduan pornografi, pecandu tidak ada limit yang berakhir pada kematian, melainkan mengalami penurunan fungsi otak, terganggu relasi sosialnya dan juga terganggu relasinya di sekolah dan atau di tempat kerja," ujar Azimah.
Dalam kesempatan yang sama, Yennie Kurniawati memberikan kiat pada orang tua untuk mampu mengajak anak-anaknya menyukai amalan-amalan akhirat. Hal yang paling mendasar adalah mengenalkan anak kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT dan contoh teladan dari manusia paripurna, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Selanjutnya, tentu teladan dari orang tuanya, karena tanpa adanya teladan di rumah anak-anak sulit untuk menjadi baik dan taat beragama.
“Prinsipnya, jika kita ingin anak kita baik, dan taat pada nilai-nilai agama, maka hendaknya kita sebagai orang tualah yang terutama memperbaiki diri sendiri lebih dahulu,”ujar Yennie yang merupakan staf pengajar di STAI Al Hikmah, Jakarta Selatan. Adapun beberapa kiat menjadi orang tua yang bisa mengajak anak menyukai amalan akhirat adalah (1) memiliki keistimewaan ruhiyah (keimanan); (2) memiliki wawasan/ ilmu tentang Islam dan kondisi terkini; (3) mampu memberi teladan yag baik (ketinggian akhlaq); (4) senantiasa bersemangat untuk berbuat kebaikan, dan (5) memperbanyak doa bagi keselamatan anak dan keluarganya.
Kegiatan seminar parenting ini merupakan rangkaian dari kegiatan syiar Ramadhan Masjid Raya Palapa Baitus Salam Pasar Minggu. Selain seminar, dalam kesempatan tersebut juga diadakan pemberian santunan berupa paket sembako kepada para keluarga pelajar yang terdampak Covid-19. Kegiatan santunan ini selain didukung oleh DKM Masjid Raya Palapa Baitus Salam, juga oleh Dompet Dhuafa dan Yayasan Pundi Amal SCTV.
Menurut Djodi Tjahyadi, Ketua Umum DKM Masjid Raya Palapa Baitus Salam, kegiatan seminar yang diadakan bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga kali ini merupakan paket lengkap. Bukan hanya memberikan wawasan tentang bagaimana membimbing anak, juga mendukung ketahanan keluarga.
“Saat pandemi setahun terakhir ini, anak-anak belajar dengan menggunakan gadget sangat intensif. Padahal melalui gadget itu, masih banyak muatan-muatan negatif yang harus diwaspadai orang tua," ujarnya.
Sementara kini, orangtua pun punya kegiatan tambahan, bukan hanya mencari nafkah, tapi juga harus menjadi guru untuk anaknya di rumah. "Untuk itu, kami berharap kegiatan seminar ini mampu membuka mata banyak orang tua agar lebih aktif membimbing anak-anaknya,” ujar Djodi.