Inggris Siapkan Pil untuk Pengobatan Covid-19
Pil pengobatan covid-19 disiapkan dalam 6 bulan mendatang.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris sedang menyiapkan pil pengobatan covid-19. Pil ini disiapkan dalam enam bulan mendatang.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pencarian obat anti-virus terbaru akan merevolusi cara pengobatan infeksi virus corona jenis baru (COVID-19), jika penyakit yang menjadi pandemi saat ini terus menyebar secara permanen, seperti flu.
Menurut Johnson, tim kesehatan Inggris akan mendorong tersedianya, setidaknya dua pil atau kapsul baru pada awal September. Ia mengatakan dengan demikian orang-orang yang positif COVID-19 dapat mengkonsumsi obat tersebut dan secara signifikan mengurangi kemungkinan infeksi berkembang dengan gejala-gejala yang parah.
“Jika Anda berada di rumah atau lingkungan yang sama dengan orang dengan COVID-19, maka mungkin ada pil yang dapat diminum selama beberapa hari untuk mencegah penularan penyakit,” ujar Johnson, dalam sebuah pernyataan dilansir Stuff, Kamis (22/4).
Satuan tugas Inggris untuk menangani COVID-19 dilaporkan akan mengikuti model panel ahli dalam mengidentifikasi dan membeli kandidat vaksin paling menjanjikan. Menurut kepala penasihat ilmiah Inggris Patrick Vallance, obat seperti pil akan meningkatkan dampak positif vaksinasi dan lebih mudah didistribusikan dibanding obat anti-virus tradisional.
Sebelumnya, remdesivir digunakan di beberapa negara untuk pasien COVID-19. Namun, obat tersebut harus diberikan secara intravena di rumah sakit.
Baca juga : Thailand Tetap Pakai Sinovac Usai Kasus KIPI Seperti Stroke
Pengobatan untuk pasien COVID-19 lainnya adalah dengan steroid deksametason yang diberikan melalui tablet atau injeksi. Ini telah dipercaya telah menyelamatkan sekitar 22.000 nyawa pasien COVID-19 di Inggris dan satu juta di seluruh dunia.
“Kecepatan di mana vaksin dan terapi seperti deksametason telah diidentifikasi dan digunakan untuk melawan COVID-19 sangat penting untuk respons pandemi. Anti-virus dalam bentik tablet adalah kunci lain untuk merespons dan membanru melindungi mereka yang tak memenuhi syarat vaksinasi,” jelas Vallance.
Sementara, ilmuwan Universitas Oxford yang mengembangkan vaksin AstraZeneca mulai bekerja awal tahun ini dalam versi berbasis pil. Selain itu, perusahaan bioteknologi Inggris iosBio juga bekerja untuk mengubah vaksin cair yang sensitif terhadap suhu menjadi pil yang dinilai jauh lebih stabil.
Tablet atau semprotan hidung dapat memberikan respons kekebalan yang lebih tepat sasaran, mengatasi kebutuhan penyimpanan dan transportasi pada suhu beku, serta bisa didistribusikan lebih cepat. Ini juga membantu orang yang takut dengan obat melalui jarum atau suntikan.