Pertempuran Meletus di Myanmar Timur

Pertempuran terjadi ketika pemberontak etnis Karen menyerang sebuah pos militer

Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Myanmar.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Beberapa pertempuran paling sengit meletus di Myanmar timur, dekat perbatasan Thailand pada Selasa (27/4) pagi. Pertempuran terjadi ketika pemberontak etnis minoritas Karen menyerang sebuah pos militer.

Baca Juga


Bentrokan itu terjadi ketika para jenderal mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan konsensus dari pertemuan puncak para pemimpin ASEAN, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu, para pemimpin negara-negara ASEAN menyerukan diakhirinya kekerasan, dan mendesak dialog dengan pemerintah terpilih yang digulingkan.

Serikat Nasional Karen mengatakan, pasukannya telah merebut pos terdepan tentara Myanmar di dekat perbatasan dengan Thailand, setelah melancarkan serangan sebelum fajar. Kepala Urusan Luar Negeri Saw Taw Nee mengatakan, kamp tersebut telah diduduki dan dibakar. Dia mengatakan telah terjadi pertempuran di tempat lain, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Orang-orang di seberang Sungai Salween melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan. Sementara dalam video yang diunggah di media sosial menunjukkan kebakaran dan asap yang membubung dari perbukitan berhutan.

"Telah terjadi pertempuran sengit di pos terdepan militer Myanmar di seberang Mae Sam Laep. Pejabat keamanan kami sedang menilai situasinya tetapi sejauh ini belum ada laporan yang berdampak pada pihak Thailand," kata seorang pejabat provinsi dari kota Mae Hong Son di Thailand baratlaut kepada Reuters. 

Pejabat itu mengatakan, satu orang di pihak Thailand terluka ringan. Pertempuran di daerah itu telah meningkat sejak kudeta militer pada 1 Februari. Aksi protes penolakan kudeta militer terjadi di seluruh wilayah Myanmar, dan pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan maksimal dalam menghadapi demonstran.

Beberapa kelompok bersenjata telah menyatakan dukungan untuk melawan militer. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik pasukan militer telah membunuh sekitar 753 warga sipil. 

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa pertempuran telah meningkat di Negara Bagian Kachin, Negara Bagian Shan Utara, Negara Bagian Kayin dan Wilayah Bago dalam beberapa bulan sejak kudeta. Sekitar 3.000 orang melintasi perbatasan ke Thailand pada akhir bulan lalu setelah militer Myanmar membombardir wilayah perbatasan timur.

Diperkirakan 40.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat meningkatnya pertempuran. Sebagian besar berasal dari Negara Bagian Kayin. Militer Myanmar menyatakan bahwa mereka adalah satu-satunya institusi yang dapat menyatukan beragam etnis di negara tersebut.

 

Pemimpin junta militer Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan ASEAN di Jakarta, Indonesia pada akhir pekan lalu. Pemimpin negara-negara anggota ASEAN menyepakati konsensus berisikan lima poin terkait krisis di Myanmar sebagai hasil dari pertemuan di Jakarta, pada Sabtu (24/4). Konsensus tersebut yaitu meminta kekerasan di Myanmar dihentikan dan semua pihak harus menahan diri. 

Kemudian, ASEAN juga meminta dimulainya dialog konstruktif antara semua pihak yang berkepentingan untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar. ASEAN sepakat adanya utusan khusus untuk memfasilitasi dialog tersebut dengan bantuan sekretaris jenderal ASEAN.

ASEAN sepakat untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Kemudian, utusan khusus dan delegasi ASEAN akan berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak yang berkepentingan. Dalam konsensus tersebut tidak menyinggung tentang pembebasan aktivis yang telah ditangkap oleh pasukan keamanan Myanmar.

Pertemuan ASEAN adalah upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar, yang mengalami kekacauan sejak kudeta pada 1 Februari. Aksi protes, kematian dan penangkapan, serta pemogokan nasional telah melumpuhkan kegiatan ekonomi Myanmar. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler