Reaksi Ketua PDIP soal Jokowi Masuk Nominasi Pemimpin Dunia Terkorup Versi OCCRP
Jokowi menilai tudingan pemimpin terkorup sebagai framing jahat.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi masuk sebagai nominasi pemimpin dunia terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Jokowi mendapat dukungan paling banyak bersama empat orang lainnya dari berbagai negara di dunia.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai kasus korupsi di Indonesia memang mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Menurut dia, peningkatan yang terjadi selama periode terakhir Jokowi sangat luar biasa.
"Saya tidak berhak untuk menanggapi ya, tapi ini sebagai masukan, baik untuk kita semua. Memang kita kalau memang mau jujur, lima tahun kemarin itu tindak pidana korupsi di Indonesia itu sangat luar biasa," kata Djarot yang pernah menjadi wakil gubernur DKI Jakarta di periode kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) periode 2014-2017 itu saat ditanya soal Jokowi menjadi salah satu tokoh terkorup dunia di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/12/2024).
Ia mencontohkan, salah satu kasus yang paling menyita perhatian adalah korupsi timah yang melibatkan Harvey Moeis. Kasus korupsi itu bahkan mengakibatkan negara mengalami kerugian hingga Rp 300 triliun.
Mirisnya, terdakwa korupsi dalam kasus itu, Harvey Moeis, hanya didakwa hukuman penjara selama 6,5 tahun. Padahal, kerugian negara akibat korupsi itu sangat fantastis jumlahnya.
"Saya tidak tahu apakah itu ada kaitannya dengan kasus kasus korupsi yang besar seperti itu, sehingga itu kemudian berkontribusi kepada predikat presiden Jokowi sebagai salah satu nominasi tokoh terkorup. Saya tidak berhak untuk mengomentari karena saya juga tidak mengetahui lembaga tersebut," ujar Djarot.
Sebagai informasi, OCCRP melansir daftar lima pemimpin dunia yang menjadi finalis terkorup. Nama Jokowi menjadi salah satu dari lima nama tokoh dunia yang mendapatkan paling banyak nominasi dari pembaca, jurnalis, juri serta jaringan dari OCCRP secara global.
"Finalis-finalis yang menerima paling banyak dukungan tahun ini adalah Presiden Kenya William Ruto; mantan Presiden Indonesia Joko Widodo; Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu; mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina; pebisnis India Gautam Adani," begitu keterangan laman resmi OCCRP dikutip di Jakarta, Selasa (31/12/2024).
Meski demikian, tokoh terkorup atau 'Corrupt Person of The Year' versi OCCRP adalah Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang kabur ke Moskow, Rusia setelah digulingkan kelompok oposisi. Assad yang telah berkuasa selama dua dekade dinilai memimpin rezim dengan kekuatan terpusat, pembungkaman suara kritis, dan penggunaan kekuatan negara.
Komentar Jokowi
Sementara, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memberi tanggapan terkait namanya yang masuk daftar finalis tokoh dunia kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi tahun 2024 versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Dia malah merespon santai ketika ditanya awak media terkait namanya yang dimasukkan dalam daftar tersebut.
"Hehehe ya terkorup, korup apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?," kata Jokowi ketika ditemui awak media di kediamannya, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024).
Disinggung soal dirinya masuk nominasi karena manipulasi pemilu hingga eksploitasi sumber daya alam (SDA), Jokowi lantas bertanya kembali ke awak media. "Ya apa? Sumber daya alamnya apa? Apalagi," kata mantan wali kota Solo tersebut.
Ditanya apakah nominasi tersebut hanya tuduhan belaka, Jokowi tak menampik hal tersebut. Ia mengatakan sekarang banyak tuduhan dan framing jahat tanpa ada bukti.
"Ya sekarang banyak sekali fitnah banyak sekali framing jahat banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti, yaitu yang terjadi sekarang kan?" kata Jokowi.
Disinggung apakah nominasi tersebut bermuatan politik, Jokowi meminta menanyakan hal itu ke organisasi bersangkutan. Ia hanya mengatakan, banyak cara bagi pihak-pihak tertentu untuk membuat tuduhan jahat.
"Ya ditanya aja, orang bisa memakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai bisa pakai ormas untuk menuduh untuk membuat framing jahat membuat tuduhan jahat jahat seperti itu," kata Jokowi mengakhiri.