Kapan Peristiwa Nuzulul Quran Terjadi?
Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Alquran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Nuzulul Quran atau turunnya Alquran biasanya menjadi agenda wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Momen yang biasanya digelar pada 17 bulan suci Ramadhan ini biasa dilakukan dengan beragam kegiatan seperti ceramah atau pengajian.
Namun apa sebenarnya peristiwa Nuzulul Quran ini? Dan kapan sebenarnya Nuzulul Quran terjadi? Berikut penjelasan dari Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat.
Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan peristiwa Nuzulul Quran atau turunnya Alquran terjadi dalam dua periode. Periode pertama adalah proses turunnya Alquran dari sisi Allah SWT ke langit dunia. Sedangkan periode kedua adalah saat Alquran turun dari langit dunia ke Bumi kepada Nabi Muhammad SAW.
“Periode pertama dari sisi Allah atau dari Lauhil Mahfuz ke langit dunia, itu yang disbut sebagai Nuzuul Quran periode pertama. Dan itulah yang dikatakan terjadi pada Lailatul qadar. Secara timeline bukan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad,” jelasnya, Rabu (28/4).
“Bukan ketika Nabi menerima wahyu di gua Hira itu, bukan. Ini kejadiannya jauh sebelum ada sejarah umat manusia,” tambahnya.
Tradisi peringatan Nuzulul Quran yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia pada tanggal 17 Ramadhan, katanya, merujuk pada Nuzulul Quran atau proses turunnya Alquran pada periode kedua. Pada periode ini Alquran turun kepada Nabi Muhammad SAW.
“Yang kita peringati di tanah air di negeri kita, kalau dibilang Nuzulul Quran itu sebenarnya yang kedua ini. Ini yang mana yang kita peringati adalah turunnya lima ayat pertama dari 6.236 ayat. Cuma ayat pertama itu yang kita peringati kejadiannya memang tanggal 17 Ramadhan,” jelasnya.
Menurutnya, Nuzulul Quran berhubungan erat dengan momen Lailatul qadar. Karena turunnya Alquran memang pada malam Lailatul qadar. Perbedaannya terletak pada waktu periodenya.
“Kalau yang turun pertama tadi, memang di bulan Ramadhan tapi tanggalnya tidak diketahui secara pasti. Artinya seperti yang dianjurkan Nabi, disuruh mencari di sepuluh malam terakhir tapi yang ganjil saja,” katanya.