Kepala BPIP: Generasi Muda Diharapkan Isi Kemerdekaan

Jika anak muda berkiprah Indonesia akan menjadi negara maju dalam waktu dekat

Prayogi/Republika.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, di Jakarta, Sabtu (1/5) lalu, menyampaikan harapan kepada generasi muda agar mereka senantiasa mengisi kemerdekaan. (ilustrasi)
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, di Jakarta, Sabtu (1/5) lalu, menyampaikan harapan kepada generasi muda agar mereka senantiasa mengisi kemerdekaan. Salah satunya dengan berkiprah sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing.

"Dengan demikian, jika masing-masing anak muda menjalankan tugasnya ikut membangun negeri, maka Indonesia dapat menjadi negara maju dalam waktu dekat," kata dia saat memberi pidato kunci pada acara "Nasional is me: Indonesia Pasti Bisa" di Jakarta, Sabtu.

"Para pemuda hari ini diharapkan mampu mengembangkan apa yang sudah disumbangkan oleh para pemuda melalui Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Jika kita berhasil melakukan ini, maka dalam waktu yang sangat dekat, negara Republik Indonesia jadi negara maju, bahkan jadi salah satu teladan di dunia dalam mengatur, terutama kebhinekaan," ujar dia.

Menurut dia, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi kemerdekaan, salah satunya dengan menjalankan kewajiban dan memanfaatkan hak sebagai warga negara. "Di sinilah peran adik-adik mahasiswa dibutuhkan untuk mengisi kemerdekaan, beberapa di antaranya dengan memfungsikan, memanfaatkan hak kalian sebagai warga negara yang berhak dipilih dan berhak memilih, dengan menyumbangkan yang terbaik yang kalian miliki masing-masing," kata dia.

"Mungkin ada yang keahliannya olah raga, ada yang ekonomi, ada yang politik, ada yang agama, dan seterusnya. Itu diwujudkan dalam sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan," ujar dia.

Baca Juga



Lebih lanjut soal sila keempat Pancasila, kata dia, kata "kerakyatan" yang termaktub di dalamnya merupakan pengingat bahwa akan ada banyak kekuatan dapat dihimpun jika berbagai kelompok masyarakat di Indonesia bersatu.

"Sila keempat ini disimbolkan dengan kepala banteng. Jadi, banteng itu adalah simbol dari hewan yang suka berkumpul, bersatu, sehingga jadi kekuatan yang artinya sebagai bangsa yang besar, kita ini perlu bersatu, saling mendukung, kemudian menyepakati satu keputusan bersama, yang bahasanya itu adalah konsensus, atau musyawarah mufakat," kata dia.

Menurut dia, sila keempat dan sila ketiga Pancasila, yaitu "Persatuan Indonesia" saling terkait."Kita ini adalah bangsa yang sangat besar, penuh dengan kemajemukan, pluralitas dari segi suku bangsa, agama, profesi, maka untuk bisa mencapai tujuan (kerakyatan) ini, perlu adanya hikmat kebijaksanaan. Artinya apa? diperlukan juga selain aspek hukum, juga ada kerarifan lokal.

Oleh karena itulah, perpaduan hukum dan moralitas jadi kekuatan (dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara)," kata dia. Oleh karena itu, dia kembali mengingatkan generasi muda agar senantiasa mengamalkan sila-sila dalam Pancasila serta mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan, karena itu akan jadi kekuatan bagi mereka membangun negeri sebagaimana diharapkan para pendiri bangsa.

"(Pancasila) ini kekuatan kita pada hari ini. Oleh karena itu, saya mengimbau generasi muda untuk melakukan refleksi, melihat kembali apa yang pernah mereka sumbangkan untuk Republik Indonesia," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler