Pemerintah Harus Tegas terhadap Relaksasi di Tempat Umum
Kerumunan sangat memungkinkan meningkatkan penyebaran kasus Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani meminta pemerintah harus lebih tegas terhadap relaksasi atau pelonggaran dari kegiatan-kegiatan di tempat umum seperti pasar atau mal. Permintaan ini menyusul keramaian pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam beberapa hari terakhir.
Laura juga mengatakan, pemerintah dapat memberikan peringatan kepada pengelola pasar atau mal. Jika peringatan pertama tidak diperbaiki, Laura meminta pemerintah harus menutup pasar tersebut.
Selain kepada pemerintah, Laura mengatakan, pengelola pasar dan mal juga harus menjalankan protokol kesehatan secara benar.
Selain itu, pengelola pasar dan mal juga harus mengantisipasi jumlah pengunjung.
Idealnya, jumlah pengunjung berada di bawah 50 persen sehingga harus ada pembatasan pengunjung yang masuk.
"Jangan sampai membeludak, caranya dengan memberlakukan buka tutup terhadap pengunjung yang datang," ujar saat dihubungi Republika, Senin (3/5).
Laura mengingatkan kerumunan sangat memungkinkan meningkatkan penyebaran kasus Covid-19. "Kerumunan pasti berpotensi untuk meningkatkan penyebaran kasus Covid-19," ujar Laura.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat meningkat. Jumlah pengunjung hari ini, Ahad (2/5) lebih banyak dari sehari sebelumnya, yakni mencapai 100 ribu orang.
"Hari Sabtu terjadi lonjakan jumlah pengunjung yang sebelumnya 35 ribu jadi 87 ribu. Dan hari ini data sementara diperkirakan sekitar 100 ribu pengunjung," kata Anies di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (2/5).