Penambang Batu Bara Bosnia Buka Puasa di Bawah Tanah
Mereka berbuka di lokasi 500 meter (1.640 kaki) di bawah permukaan.
REPUBLIKA.CO.ID, ZENICA -- Selama bulan suci Ramadhan, Muslim yang taat di antara para penambang batu bara di Zenica, Bosnia mudah dikenali. Sesampainya giliran kerja dan berkumpul untuk absen sebelum naik lift ke terowongan tambang, mereka membawa serta kantong plastik transparan berisi makanan sederhana.
Makanan itu dibawa dari rumah untuk berbuka puasa harian. Mereka berbuka di lokasi 500 meter (1.640 kaki) di bawah permukaan.
Selama bulan suci ini, mereka menjalani rutinitas kerja normal. Para penambang bersikeras bahwa mereka tidak merasakan kelaparan, haus, atau kelelahan yang luar biasa.
"Bagi orang yang tidak mau menjalankan ibadah puasa selalu mudah mencari alasan. Kami bekerja keras, di sini panas, tapi kami ingin menjalankan puasa dan Allah memberi kami kekuatan untuk bertahan," kata seorang penambang, Salih Doglod dilansir dari laman The Seattle Times pada Rabu (5/5).
Di dalam lubang tambang, orang tidak dapat melihat matahari terbenam. Akan tetapi penambang melihat jam tangan dan ponsel mereka untuk mengetahui waktu yang tepat untuk duduk, membuka bungkus makanan, dan berbuka puasa bersama.
Setelah berbuka, salah satu penambang menyampaikan panggilan untuk shalat, dan para pria itu dibagi menjadi dua atau tiga kelompok. Hingga akhirnya mereka kembali ke pekerjaan yang sulit dan berbahaya.
Adapun tambang batu bara Bosnia, termasuk di Zenica mengalami perawatan yang buruk, hampir tidak ada investasi dan modernisasi. Hal ini karena wilayah itu dilanda konflik etnis pada 1990-an.
Pada 2014, penambang, Fuad Hadzic selamat dari keruntuhan maut di tambang Zenica. Pengalaman itu disebut semakin memperkuat keyakinannya. Pada saat itu, beberapa terowongan tambang runtuh sehingga menyebabkan dia dan 33 penambang lainnya mengalami kecelakaan. Dalam insiden itu, lima tewas oleh puing-puing, mereka terjebak di bawah tanah selama berjam-jam.
"Semoga itu tidak pernah terulang atau terjadi pada orang lain, tetapi orang-orang beriman di antara kita percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan kita, dan kita diselamatkan oleh Tuhan," kata Hadzic.
"Kami mengucapkan semua doa yang kami tahu dengan lantang dan saling mengatakan untuk terus berdoa karena kami tahu hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan kami," kenangnya.
Hadzic menegaskan, bahwa Tuhan melindunginya di saat-saat paling berbahaya dalam hidupnya, dan selalu memberinya kekuatan untuk menjalankan agamanya.
"Saya bekerja di tambang yang sama ini selama 30 tahun dan dengan pertolongan Tuhan saya selalu berpuasa selama Ramadhan. Saya sama sekali tidak merasa kesulitan," kata Hadzic.