Uni Eropa Pertimbangkan Kirim Misi Pelatihan ke Mozambik
UE ingin membantu Mozambik menghadapi pemberontak
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan blok itu mempertimbangkan untuk mengirim misi pelatihan sipil ke Mozambik. Tujuannya untuk membantu pemerintah negara Afrika itu menghadapi pemberontak.
Sejak 2017, pemerintah Mozambik menghadapi pemberontakan dari ekstremis Islam. Beberapa tahun terakhir serangan-serangan mereka juga meningkat sehingga membahayakan proyek gas alam yang bertujuan untuk memperbaiki ekonomi negara itu. Pada bulan September lalu, Mozambik meminta bantuan ke Uni Eropa untuk melatih angkatan bersenjata yang bertempur melawan pemberontak.
"Pemerintah Mozambik sudah meminta bantuan, kami akan mencoba mengirim misi pelatihan untuk menjaga situasi keamanan," kata Borrell begitu tiba dalam pertemuan menteri-menteri pertahanan Uni Eropa, Kamis (6/5).
Borrell mengatakan misinya akan serupa dengan keterlibatan Uni Eropa di Sahel. Di mana pakar dari Eropa memberi pelatihan dan saran pada pasukan-pasukan angkatan bersenjata. Uni Eropa juga melihat angkatan bersenjata Mali dan memerangi kejahatan terorganisir di Niger.
Belum diketahui apakah Uni Eropa mempertimbangkan mengirim komponen militer ke Mozambik. Sejak 2007, Uni Eropa membentuk kelompok tempur terdiri 1.500 orang yang dapat dikerahkan dalam 120 hari. Tapi kelompok itu belum pernah digunakan.
Uni Eropa juga sedang mempelajari pembentukan gugus tugas aksi cepat yang terdiri dari 5.000 pasukan untuk mengatasi krisis-krisis internasional. Tetapi, rencana itu masih dalam tahap konseptual dan belum siap digunakan untuk membantu Mozambik.