Penjualan Mobil Bekas Cenderung Stabil Jelang Lebaran

Relaksasi PPnBM menjadi salah satu faktor penjualan mobil bekas yang stabil.

Republika/Thoudy Badai
Penjualan mobil termasuk mobil bekas menjelang Idul Fitri ini tidak ada perubahan signifikan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang dibarengi dengan budaya mudik biasanya menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh pelaku industri otomotif. Biasanya penjualan mobil baru atau mobil bekas akan meningkat.

Baca Juga


Namun, dengan adanya kebijakan pelarangan dan pembatasan mudik di tahun 2021 untuk mencegah penularan virus COVID-19, penjualan mobil termasuk mobil bekas menjelang Idul Fitri ini tidak ada perubahan signifikan. Chief Operating Officer (COO) Mobil88, Sutadi, dalam diskusi media yang dihelat secara daring, Kamis (6/5), mengatakan, salah satu faktor mengapa penjualan mobil bekas masih cenderung stabil atau tidak terlalu terdampak adalah karena adanya relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang sudah dihadirkan sejak Maret lalu dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

"Relaksasi membuat orang yang mulanya tidak mau beli, menjadi beli. Tingkat konsumsi menjadi naik. Sejauh ini, belum ada pembatalan SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) gara-gara dilarang mudik," kata Sutadi.

"Konsumsi di market, (masyarakat) beli karena ada diskon menarik. Dan mudik ini kan seasonal, dulu setiap kali Lebaran, (penjualan mobil) naik. Tapi, tahun ini unik. Seharusnya masih bisa optimis. Tapi beberapa waktu ini ada lonjakan (kasus COVID-19) di India yang mengkhawatirkan, sehingga kita juga harus tetap waspada," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Sutadi mengatakan, PPnBM membawa angin segar bagi industri otomotif khususnya di segmen mobil bekas. "Industri otomotif sudah mulai bergairah lagi, apalagi pemerintah mendukung secara finansial lewat DP (uang muka) ringan dan bunga rendah. Mobil bekas adalah turunan dari mobil baru, sehingga ini berdampak positif ke kita. Adanya relaksasi ini sangat berdampak positif buat kita," kata Sutadi.

"Kalau secara normal, market belum kembali. Tapi tahun 2021 lebih baik dibandingkan 2020 di awal pandemi di bulan Maret. Perbandingannya cukup jauh," ujarnya menambahkan.

Sutadi mengungkapkan jenis mobil bekas yang paling sering diincar adalah kendaraan utilitas sport (SUV). Menurut dia, SUV cocok bagi pengendara di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta.

"SUV yang secara medan bisa di dua kondisi. Seperti misalnya di Jakarta sering ada genangan, sehingga customer memilih kendaraan yang tinggi. SUV masih menjadi andalan di market kita," kata dia.

"Toyota Rush, Xenia, Avanza, Innova, hingga Terios diminati. Fortuner adalah yang paling menarik. Di kelas middle dan middle up, marke-tnya cenderung tidak turun. Yang turun malah di kelas low segment seperti Avanza ke bawah," imbuhnya.

Sutadi melanjutkan, perusahaannya juga mulai fokus untuk penjualan daring di platform digital. Mobil88 baru-baru ini meluncurkan E-store yang memungkinkan pengguna untuk menjual dan melakukan transaksi otomotif secara daring dan mudah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler