Pelindo 1 Gandeng Port Rotterdam dan Zhejiang
Pelindo, Port Rotterdam dan Zhejiang bekerja sama optimalkan Kuala Tanjung
REPUBLIKA.CO.ID, BATU BARA -- Pelindo 1 terus mendorong pengembangan pelabuhan yang dikelolanya dengan memperluas kerja sama strategis dengan pelabuhan-pelabuhan dunia sebagai langkah mewujudkan visinya menjadi gerbang utama ke jaringan logistik global.
Hal ini diwujudkan melalui Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Term Sheet Kerja Sama Proyek Pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) antara Pelindo 1 dengan Port of Rotterdam dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co., Ltd. (Zhejiang) yang dilakukan secara daring pada Jumat (7/5).
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo 1 Joko Noerhudha, Direktur PT Pelabuhan Rotterdam Indonesia Andre G. F. Toet, dan Assistant General Manager Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co., Ltd. Shi Jianjie.
Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto, Komisaris Utama Pelindo 1 Achmad Djamaludin, President Director of Zhejiang Seaport Group Mao Jianhong, Direktur Utama Pelindo 1 Prasetyo, serta seluruh jajaran Direksi Pelindo 1 dan undangan lainnya.
Pemerintah Republik Indonesia mendukung komitmen Pelindo 1 untuk melakukan akselerasi pengembangan pelabuhan dan kawasan industri di Kuala Tanjung yang bekerja sama dengan Port of Rotterdam dan Zhejiang. Menurut Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, penandatanganan MoU pada hari ini menjadi babak baru bagi pengembangan Kuala Tanjung yang diharapkan Pelindo 1 dapat terus meningkatkan kerjasama dengan sejumlah partner strategis untuk mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung.
“Saya optimis kinerja pelabuhan Kuala Tanjung dapat terus meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari performance Terminal Multipurpose Kuala Tanjung tahun 2020 yang meningkat cukup signifikan sebagai terminal baru, di mana dari tahun 2019 ke tahun 2020 kargo petikemas, curah cair CPO, general cargo dan kunjungan kapal terus mengalami kenaikan. Selain itu, dengan adanya pelayaran direct call dari Ningbo-Kuala Tanjung akan meningkatan kinerja pelabuhan, yang pada akhirnya dapat menambah daya tarik calon investor ke Kawasan Industri Kuala Tanjung. Terakhir, saya berharap keberadaan pelabuhan ini dapat meberikan dampak ekonomi secara maksimal, menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing logistik Indonesia dengan negara-negara lain,” tambah Budi.
Budi menambahkan bahwa upaya kerja sama ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendukung penuh dan mengawal langsung pengembangan Kuala Tanjung yang telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo 1 Prasetyo menjelaskan penandatanganan MoU dan Term Sheet kerja sama ini akan mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung PIE dan juga akan mewujudkan Kuala Tanjung PIE sebagai The Indonesia's Logistic and Supply Chain Hub.
“Dengan dukungan dari Port of Rotterdam dan Zhejiang Seaport Group yang memiliki jaringan logistik global, lokasi Kuala Tanjung PIE yang strategis, didukung dengan hinterland yang potensial, serta dukungan penuh dari pemerintah, Pelindo 1 yakin akan menjadikan Kuala Tanjung PIE sebagai The Indonesia's Logistic and Supply Chain Hub. Kami juga yakin bahwa Kuala Tanjung PIE akan menjadi salah satu pintu gerbang perekonomian yang baru di ASEAN serta menjadi simpul penting dalam perdagangan dan jaringan logistik global yang menghubungkan Eropa dan Asia,” tutur Prasetyo.
Pelindo 1, Port of Rotterdam, dan Zhejiang Seaport Group akan bekerja sama dalam optimalisasi Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dioperasikan oleh anak usaha Pelindo 1, PT Prima Multi Terminal (PMT). Port of Rotterdam, dan Zhejiang Seaport Group akan menjadi bagian shareholder di PMT, bersama Pelindo 1, PT Waskita Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk. Dalam kerja sama ini juga akan dilaksanakan pelayaran kapal-kapal direct call dari Ningbo Zhoushan Port ke Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pada sektor Kawasan Industri, Port of Rotterdam, dan Zhejiang Seaport Group ini akan bekerjasama dengan anak perusahaan Pelindo 1 PT Prima Pengembangan Kawasan dalam mengembangkan Kawasan industri di Kuala Tanjung seluas 200 Ha pada tahap pertama yang disediakan untuk industri-industri dari China. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan term sheet kerja sama antara Pelindo 1, Port of Rotterdam dan Zhejiang Seaport Group yang meliputi Term Sheet Conditional Share Subscription Agreement (CSSA), Term Sheet Shareholder Agreement (SHA), Term Sheet Industrial Estate Co-Development (IECD).
Pengembangan Kuala Tanjung PIE
Kuala Tanjung yang berada di jalur utama Selat Malaka yang dilintasi 25 persen komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland yang kuat di 10 provinsi di Pulau Sumatra, menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE semakin strategis dan berpotensi sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global. Kuala Tanjung juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan Kawasan Industri Sei Mangkei dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Selain itu, Kuala Tanjung akan menerapkan konsep smart port and smart industrial area. Hal tersebut didukung dengan penerapan teknologi informasi yang mumpuni di kawasan tersebut sehingga nantinya akan menjadi sebuah kawasan industri modern berskala Internasional.
KTMT yang menjadi bagian dari Kuala Tanjung PIE yang telah dioperasikan sejak tahun 2019 diproyeksikan sebagai The Next Indonesia's Logistic and Supply Chain Hub. Dengan memiliki kedalaman kolam pelabuhan -17 mLWS mampu mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar dengan bobot 50.000 DWT serta berbagai jenis muatan dari peti kemas, curah cair, hingga general cargo.
“KTMT menunjukkan tren pertumbuhan trafik yang positif, artinya KTMT beroperasi dengan baik dan respon pasar pun positif dengan keberadaan KTMT. Kawasan pelabuhan ini juga didukung dengan kawasan industri yang sedang dikembangkan di area seluas 3.400 Ha. Kawasan industri ini terkoneksi jaringan transportasi terpadu berupa jalan tol Trans Sumatera dan jaringan jalur kereta api ke berbagai hinterland di Sumatera Utara,” tambah Prasetyo.
Pelindo 1 juga terus berupaya memperluas kolaborasi dan sinergi untuk terus mendorong pengembangan Kuala Tanjung PIE. Pada bulan lalu, Pelindo 1 telah melakukan penandatanganan MoU antara Pelindo 1 dengan Union Resources & Engineering Co., Ltd (UREC) untuk pemanfaatan lahan dan infrastruktur di Kawasan Industri Kuala Tanjung. Tak hanya itu, Pelindo 1 telah menggandeng DHL Global Forwarding Indonesia untuk memperkuat jaringan logistik yang mendukung Kuala Tanjung PIE.