Harga Daging Sapi di Lampung Tembus Rp 150 per Kg
Pekan lalu, harga daging sapi masih berkisar Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tiga hari menjelang Idul Fitri 1442 H, Ahad (9/5), harga daging sapi di pasar tradisional Kota Bandar Lampung mencapai Rp 150 ribu per kilogram. Kenaikan harga disebut dipicu banyaknya konsumen menyetok daging untuk persiapan menghadapi hari raya Idul Fitri di rumah karena tidak mudik Lebaran.
Berdasarkan pemantauan Republika.co.id, di Pasar Tani Kemiling, dan Pasar Pasir Gintung, Ahad (9/5), lapak-lapak penjualan daging mulai menjamur baik di pasar maupun di pinggir-pinggir jalan besar. Pedagang menjajakan dagangan mendekati akses jalan raya untuk memudahkan konsumen membeli daging sapi. Penjualan daging mulai marak hingga mendekati sebelum hari Lebaran yang jatuh Kamis (13/5).
Tiga hari menjelang Idul Fitri, pedagang menjual daging sapi telah mencapai Rp 150 per kg. Pada pekan lalu, harga daging sapi masih berkisar Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu per kg. Diperkirakan, harga daging akan naik lagi sehari menjelang Lebaran pada Rabu (12/5).
Suratmin (48 tahun), penjual daging sapi mengatakan, ia membuka lapak penjualan daging sapi di pinggir jalan dengan menyediakan satu ekor sapi yang sudah dipotong. Baru buka beberapa jam di Pasar Tani Kemiling pada Ahad (9/5) hari kalangan pasar, stok dagingnya mulai diserbu pembeli. Konsumen mulai menyetok daging sapi untuk kebutuhan Lebaran mendatang.
Ia berencana menjual daging sapi di lapaknya setiap hari, dengan menyediakan satu ekor sapi yang sudah dipotong. "Sekarang harga daging sudah Rp 150 ribu per kg, mungkin akan naik lagi dua-tiga hari lagi," katanya.
Sedangkan penjual daging sapi di Pasar Pasir Gintung dengan skala besar menyediakan dua sampai tiga ekor sapi yang sudah dipotong. Pasar tradisional terkenal di Kota Bandar Lampung tersebut, selalu menjadi incaran konsumen menjelang hari raya Idu Fitri. "Biasanya dua atau tiga ekor sapi habis dalam sehari," kata Pipi, penjual daging sapi yang menggelar lapak di Pasar Pasir Gintung.
Ia mengambil daging sapi di penjagalan pada malam dini hari. Setelah waktu Subuh ia dan pekerjanya membuka lapak di Pasar Pasir Gintung. Dalam sehari, ia mendapatkan omzet berjualan daging sampai mencapai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta per seekor sapi.
Sedangkan konsumen yang membeli daging sapi meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Larangan mudik Lebaran, membuat warga mulai menyetok daging sapi untuk dibuat rendang dan aneka makanan lainnya. "Karena tidak mudik, keluarga kami buat rendang untuk Lebaran," kata Herli (53 tahun), warga Kemiling, Bandar Lampung.
Sedangkan Nuraini (48 tahun), warga Bandar Lampung lainnya, telah meminta asisten rumah tangganya membeli daging sapi dan membuatnya menjadi rendang. "Saya dan keluarga tidak mudik ke tempat kampung suami, jadi membuat stok rendang di rumah untuk dibagi-bagi ke tetangga untuk Lebaran," kata ibu tiga anak tersebut.