Investasi RI Membaik, Gus AMI: Tangani Pandemi Harus Serius

Indikator membaik adalah pertumbuhan realisasi nilai investasi RI

DPR
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI menyatakan Indonesia diprediksi akan memasuki masa pemulihan pada Kuartal II-2021. Salah satu indikator skenario prediktif tersebut adalah pertumbuhan realisasi nilai investasi.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Indonesia diprediksi akan memasuki masa pemulihan pada Kuartal II-2021. Salah satu indikator skenario prediktif tersebut adalah pertumbuhan realisasi nilai investasi.


Mengacu data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), capaian realisasi investasi pada Kuartal I (periode Januari – Maret) 2021 sebesar Rp 219,7 triliun, atau meningkat sebesar 2,3 persen dari periode sebelumnya (q-to-q) dan naik 4,3 persen dibandingkan tahun 2020 (y-o-y).

Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, untuk menjaga agar iklim investasi tetap kondusif, Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijakan yang lebih implementatif. Selain itu, penanganan pandemi Covid-19, sejauh ini masih menjadi tantangan utama yang harus dikelola pemerintah secara lebih serius lagi.

Sejumlah kebijakan dalam penanggulangan Covid-19 masih perlu dilakukan berbagai perbaikan. "Kebijakan mudik lebaran misalnya, meskipun telah dilarang, namun tetap tidak mampu membendung secara penuh mobilitas masyarakat. Kondisi yang tentunya akan meningkatkan risiko lonjakan kasus dan penyebaran Covid-19," ujar Gus AMI, sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar, Ahad (16/5).

Disisi lain, program vaksinasi nasional juga masih belum mencapai target yang ditetapkan. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk menuntaskan program tersebut sebagai bentuk penanganan antisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Dikatakan Gus AMI, nilai investasi di Indonesia dipercaya berada pada jalur pemulihan seiring dengan semakin agresifnya perusahaan-perusahaan rintisan (startup) dari berbagai sektor, seperti fintech dan logistik, yang mulai memasuki pasar bursa sebagai upaya untuk mendapatkan pendanaan. Melalui pendanaan tersebut diharapkan perusahaan-perusahaan tersebut dapat mendorong banyak  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu mitra mereka untuk terus tumbuh. 

Selain pada perusahaan rintisan, investasi di sektor manufaktur perlu terus didorong mengingat sektor tersebut merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi, terutama bagi industri yang memiliki nilai tambah tinggi dan menyerap banyak tenaga kerja.

Menurutnya, melalui fungsi anggaran, DPR perlu secara berkala mengevaluasi besaran anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang untuk sebagian ditopang dengan keberhasilan program vaksinasi nasional yang belum mencapai target. Per 30 April 2021, realisasi dana PEN telah mencapai 22,3 persen.

Gus AMI mengatakan, perusahaan-perusahaan yang menerima pendanaan program PEN harus dapat memberikan dampak bagi ekosistem sejenis, terutama bagi startup yang melibatkan UMKM sebagai mitra mereka. 

”Bersama-sama pemerintah, DPR RI dapat melakukan penghitungan kembali (re-exercise) besarnya dana transfer bagi daerah, terutama daerah-daerah yang memiliki potensi sebagai kawasan tujuan investasi untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut di antaranya melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan pelaku usaha di daerah-daerah tersebut,” katanya. 

Ketua Umum DPP PKB ini mengatakan bahwa untuk  menjaga ekosistem yang kondusif bagi investasi, salah satunya adalah keamanan wilayah. Dengan begitu bisa meningkatkan kepercayaan calon investor khususnya bagi mereka yang menyasar sejumlah sektor di daerah-daerah. 

 

”Yang tidak kalah penting, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah masih menjadi persoalan klasik yang terbukti dapat menyebabkan disinsentif bagi dunia investasi. Ini harus terus diperbaiki,” urainya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler