5 Kewajiban Umat Islam kepada Para Nabi dan Rasul   

Umat Islam mempunyai kewajiban kepada nabi dan rasul meski sudah wafat

pxhere
Umat Islam mempunyai kewajiban kepada nabi dan rasul meski sudah wafat. Ilustrasi
Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meskipun para Nabi dan Rasul telah wafat, umat islam tetap memiliki kewajiban atas mereka. Kewajiban ini hendaknya senantiasa dijalankan umat, salah satunya yakni tetap mentaatinya hingga hari akhir.

Baca Juga


Dikutip dari laman Islamweb pada Senin (24/5), berikut lima kewajiban umat islam pada Nabi dan Rasul:

1. Menaati nabi dan rasul. Allah SWT berfirman: 

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ رَّسُوۡلٍ اِلَّا لِـيُـطَاعَ بِاِذۡنِ اللّٰهِ "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah." (QS An Nisa 64). Di samping itu, dalam ayat yang lain Allah SWT menyatakan: 

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡفُرُوۡنَ بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يُّفَرِّقُوۡا بَيۡنَ اللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيَقُوۡلُوۡنَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡضٍ وَّنَكۡفُرُ بِبَعۡضٍۙ وَّيُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يَّتَّخِذُوۡا بَيۡنَ ذٰ لِكَ سَبِيۡلًا * اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡـكٰفِرُوۡنَ حَقًّا‌ ۚ وَ اَعۡتَدۡنَا لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا

"Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, "Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain)," serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya." (QS An Nisa 150-151).

2. Mencintai Nabi dan Rasul. Dalam sebuah hadits disebutkan sebagai berikut:

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang hari kiamat. Katanya: "Kapan terjadinya hari kiamat?". Beliau balik bertanya kepada orang itu: "Apa yang telah kami siapkan untuk menghadapinya?". Orang itu menjawab: "Tidak ada. Kecuali, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam". Maka beliau berkata: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Anas berkata: "Kami belum pernah bergembira atas sesuatu seperti gembiranya kami dengan sabda Nabi ﷺ, yaitu: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Selanjutnya Anas berkata; "Maka aku mencintai Nabi ﷺ, Abu Bakar, Umar dan aku berharap dapat berkumpul bersama mereka disebabkan kecintaanku kepada mereka sekalipun aku tidak memiliki amal seperti amal mereka" (HR Bukhari).

3. Meyakini nabi dan rasul. Allah SWT berfirman:  

اَللّٰهُ يَصۡطَفِىۡ مِنَ الۡمَلٰٓٮِٕكَةِ رُسُلًا وَّمِنَ النَّاسِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيۡعٌۢ بَصِيۡرٌ "Allah memilih para utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Mahamendengar, Mahamelihat." (QS Al Hajj 75). Kemudian Allah ﷻ juga berfirman: 

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ "Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS Al Anam 124).

وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓٮِٕكَ مَعَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيۡقِيۡنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِيۡنَ‌ ۚ وَحَسُنَ اُولٰٓٮِٕكَ رَفِيۡقًا

"Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS An Nisa 69).

4. Keyakinan atas perbedaan nabi dan rasul. Allah ﷻ berfirman: 

تِلۡكَ الرُّسُلُ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ‌ۘ مِنۡهُمۡ مَّنۡ كَلَّمَ اللّٰهُ‌ وَرَفَعَ بَعۡضَهُمۡ دَرَجٰتٍ‌ؕ وَاٰتَيۡنَا عِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ الۡبَيِّنٰتِ وَاَيَّدۡنٰهُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ‌ؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ مَا اقۡتَتَلَ الَّذِيۡنَ مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ الۡبَيِّنٰتُ وَلٰـكِنِ اخۡتَلَفُوۡا فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ اٰمَنَ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ كَفَرَ‌ؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ مَا اقۡتَتَلُوۡا وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيۡدُ

"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohul Kudus. Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya." (QS Al Baqarah 253).

 

Dalam tafsir Al Madinah Al Munawwarah disebutkan, para rasul yang memiliki derajat yang tinggi itu telah Allah beri karunia sebagian mereka melebihi sebagaian yang lain. 

Sebagian mereka berbicara dengan Allah secara langsung, seperti Musa dan Muhammad, dan meninggikan sebagian lainnya melebihi yang lain, seperti Nabi Ibrahim, Idris, dan Muhammad; dan Allah memberi kepada Isa berbagai mukjizat besar dan menguatkannya dengan malaikat Jibril. 

Seandainya Allah menghendaki, orang-orang yang ada setelah kepergian para rasul tidak akan saling berperang setelah dalil-dalil dan mukjizat dating kepada mereka. Namun umat-umat para nabi saling berselisih sampai saling berperang, sebagian mereka beriman kepada Allah dan sebagian yang lain mengingkari. Andai Allah tidak menghendaki niscaya hal itu tidak akan terjadi, namun Allah melakukan segala sesuatu apa yang Dia kehendaki.  

5. Bershalawat kepadanya. Allah SWT berfirman:  

وَسَلٰمٌ عَلَى الۡمُرۡسَلِيۡنَ‌ۚ "Dan selamat sejahtera bagi para rasul." (QS Ash Shaffat 181). Ibnu Katsir menyatakan, artinya, semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada mareka di dunia dan akhirat karena kebenaran dari apa yang dikatakan oleh mereka tentang Tuhannya. Rasulullah ﷺ telah bersabda:

إذا سلمتم عليَّ فسلموا عَلَى الْمُرْسَلِينَ، فَإِنَّمَا أَنَا رَسُولٌ مِنَ الْمُرْسَلِينَ “Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka ucapkanlah pula salam kepada para rasul, karena sesungguhnya aku ini hanyalah salah seorang dari para rasul itu.”

Di samping itu, Sheikh Ibn Utsaimin pernah ditanya soal apakah diperbolehkan untuk berdoa pada nabi lain selain Muhammad ﷺ? Dia menjawab dengan mengatakan, Ya, diperbolehkan berdoa untuk nabi-nabi sebelumnya semoga berkah dan damai menyertai mereka." 

 

 

 

Sumber: islamweb

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler