1.645 Preman, Pemalak, Hingga Jambret di Jatim Ditangkap Selama Operasi Pekat Semeru 2025

Operasi Pekat Semeru langkah preventif dan preemtif menjaga stabilitas keamanan.

Dokumen
Polres Malang merilis hasil ungkap selama Operasi Pekat Semeru di Mapolres Malang.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polda Jawa Timur mengamankan 1.645 pelaku kejahatan dari 1.312 kasus seperti premanisme dan kriminalitas jalanan yang ditangani selama 11 hari terakhir pelaksanaan Operasi Pekat Semeru 2025. Para pelaku yang diamankan terlibat dalam berbagai aksi kejahatan, seperti premanisme, pemalakan, penjambretan, hingga tindak kriminal jalanan lainnya.

"Operasi ini merupakan langkah preventif dan preemtif untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Kepala Bagian Pengendalian Operasi Biro Operasi Polda Jatim AKBP I Made Dhanu Wardana di Surabaya, Senin.

Selama operasi berlangsung, personel kepolisian dikerahkan untuk menyisir sejumlah titik rawan kriminalitas, khususnya menjelang dan saat libur panjang perayaan Hari Raya Waisak. "Hari ini bertepatan dengan Waisak, yang menyebabkan mobilitas masyarakat meningkat, terutama di kawasan wisata dan ruang publik," ujarnya.

Ia menegaskan patroli dan pengawasan intensif terus ditingkatkan di berbagai pusat keramaian, seperti terminal, pasar, pusat perbelanjaan, serta objek wisata. "Potensi gangguan ketertiban masih cukup tinggi. Kami tidak ingin masyarakat merasa cemas saat beraktivitas, terutama di masa liburan panjang," ujar dia.


Polda Jatim juga mengimbau masyarakat agar turut serta menjaga situasi kamtibmas. Caranya dengan melaporkan segala bentuk tindak kejahatan melalui layanan darurat 110.

"Negara harus hadir memberi rasa aman dan nyaman. Premanisme tidak boleh dibiarkan mengganggu aktivitas warga, terlebih saat roda ekonomi tengah berputar," ujar Dhanu.

Melalui Operasi Pekat Semeru 2025, pihaknya berharap masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan tenteram, baik pada hari biasa maupun saat momentum libur nasional dan keagamaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler