Arab Saudi Minta Bantuan Militer AS untuk Hadapi Iran
AS menarik bantuan ke Arab Saudi dalam perang Yaman.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Komando Pusat Angkatan Bersenjata (CENTCOM) Amerika Serikat (AS) Jenderal Kenneth F McKenzie Jr mengatakan, Arab Saudi meminta bantuan militer AS untuk menghadapi Iran. Awal tahun ini, Washington menarik bantuan Arab Saudi dalam perang Yaman.
Namun, pemerintah Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk membantu Arab Saudi mempertahankan diri. Hal itu termasuk meningkatkan efektivitas pertahanan udara dari tembakan rudal-rudal Houthi.
"(Arab Saudi) ingin memastikan kembali mereka mendapat bantuan bila mereka diserang Iran dan mereka ingin bantuan terhadap serangan-serangan dari gerakan Syiah Yaman, Ansarallah, atau Houthi yang masih berlangsung," kata McKenzie kepada wartawan, seperti dikutip Sputnik, Selasa (25/5).
"Saya yakin sikap kami di zona perang mencegah serangan dari negara ke negara dari Iran," kata McKenzie menambahkan.
Tidak diketahui bagaimana ia menyimpulkan hal tersebut mengingat sudah lama Arab Saudi dan Iran memperebutkan pengaruh di Timur Tengah. Ada laporan yang menyebutkan sejumlah upaya untuk mendamaikan dua negara yang memutus hubungan resmi mereka pada 2016 lalu.
"Secara luas Timur Tengah dapat dilihat sebagai wilayah persaingan ketat antara kekuatan besar, dan saya pikir kami hanya menyesuaikan sikap kami di kawasan. Rusia dan China akan memantaunya dengan sesama untuk melihat apakah kevakuman kekuasaan dapat mereka eksploitasi," kata Mckenzie pada wartawan.
"Saya pikir mereka melihat perubahan sikap Amerika ke wilayah dunia yang lain dan mereka merasa ada kesempatan ke sana," ujarnya.
Strategi AS kini lebih fokus 'berkonfrontasi dengan kekuatan besar', yakni Rusia dan China. Komandan-komandan AS di kawasan Timur Tengah dan Afrika sempat menikmati perhatian yang besar. Tapi, kini mereka khawatir AS dapat kehilangan pengaruh di Asia dan Eropa.
Namun, McKenzie mengatakan, meski jumlah pasukan AS di Arab Saudi lebih sedikit, "Yang jauh lebih penting luasnya spektrum kemampuan yang kami berikan ke mereka," katanya.
Ia menunjukkan bagaimana AS membantu Arab Saudi dalam perang Yaman. Di mana AS mengerahkan sistem pertahanan udara ke Arab Saudi.
"Mereka terus-menerus dibombardir dari Yaman, dengan berbagai rudal kendali dan pesawat tanpa awak kecil, yang sangat mereka khawatirkan, serangan berasal dari proksi Iran, mereka terus-menerus dibom sehingga mereka merasa diserang, dan mereka memang diserang," katanya.
Hubungan antara Houthi dan Iran masih belum dapat dibuktikan dan tidak ada bukti langsung yang menunjukkan Houthi menggunakan senjata yang dipasok Iran. Serangan Houthi ke Arab Saudi lebih disebabkan Presiden Yaman yang didukung Arab Saudi Abdrabbuh Mansour Hadi melarikan diri ke Riyadh usai digulingkan Houthi.