Denmark Gunakan Alquran Ajak Muslim Vaksinasi Covid-19

Jawaban mengenai vaksinasi Covid-19 didasarkan pada interpretasi Alquran.

AP/Alberto Pezzali
Denmark Gunakan Alquran Ajak Muslim Vaksinasi Covid-19. Alat suntik vaksin AstraZeneca COVID-19 (ilustrasi).
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark, seperti beberapa negara Eropa lainnya, telah mengalami tingkat vaksinasi Covid-19 yang lebih rendah di antara populasi Muslimnya. Untuk mengatasi sikap kritis, Dewan Kesehatan Nasional telah bersekutu dengan para imam dan organisasi Islam membujuk umat Islam untuk divaksinasi.

Baca Juga


Dalam sebuah buklet, yang diterbitkan di halaman Institut Serum Negara, kesalahpahaman dan konspirasi yang menghalangi Muslim untuk mendapatkan vaksinasi disangkal satu per satu. Misalnya, memastikan tidak ada alasan untuk takut vaksin mengandung alkohol, gelatin dari babi atau sel dari janin, juga tidak ada alasan percaya suntikan itu dapat merusak DNA dan kesuburan.

Dalam kata pengantar buklet tersebut, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom menekankan ribuan pertanyaan tentang Covid-19 telah terjawab. Selain profesional medis, beberapa jawaban didasarkan pada interpretasi Alquran.

“Organisasi Muslim yang mendukung buklet ini sangat menghormati fakta ada banyak tafsir ajaran Islam dan tafsir yang muncul di sini tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu, setiap individu didorong berdialog dengan rohaninya masing-masing, konselor dan profesional kesehatan," kata Naveed Baig, seorang imam rumah sakit dan kontributor buklet, menulis di kata pengantar.

 

 

Umat Islam meyakini Nabi Muhammad SAW juga menerima perawatan medis. Selain itu, ditekankan juga hanya Muslim yang sudah divaksinasi yang diizinkan mengunjungi Makkah.

Karena agak tidak biasa bagi Denmark menggunakan argumen Islam dalam kampanye perawatan kesehatan, buklet tersebut memicu reaksi kuat. Dewan Kesehatan Nasional bekerja sama dengan otoritas Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam dan vaksin sejak awal.

"Oleh karena itu, leaflet dibagi menjadi dua bagian, yang pertama tentang tenaga kesehatan, yang direspons oleh Dewan Kesehatan Nasional, dan yang lainnya adalah teologis," ujar Niels Sando Pedersen dari Dewan Kesehatan Nasional menjelaskan, dilansir di Sputnik News, Jumat (28/5).

 

Menurut laporan 2020, Denmark adalah rumah bagi lebih dari 250 ribu Muslim (4,4 persen dari populasi). Porsi mereka terus meningkat selama beberapa dekade terakhir, misalnya pada 1980, hanya 0,6 persen penduduk Denmark adalah Muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler